Pemerintah Iran, dalam hal ini Presiden Hassan Rouhani, menyiratkan tidak akan mengarantina kota pusat penyebaran meski tren wabahnya tengah meningkat.
Namun, keberadaan virus yang mirip dengan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) memutuskan menangguhkan shalat Jumat di Teheran maupun Qom.
Juru bicara kementerian kesehatan, Kianush Jahanpur, meminta publik untuk menghindari "melakukan perjalanan yang tak diperlukan".
Selain itu, kementerian luar negeri Iran juga mengatakan bahwa 20.000 alat tes dan perlengkapan untuk memeriksa virus itu bakal dikirimkan dari Cina Jumat (28/2/2020).
Baca Juga: WHO Ingatkan Jangan Ada Satu Negarapun Klaim Bebas Corona, Sindir Indonesia?
#berantasstunting
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Setelah Menteri, Wakil Presiden Iran Positif Terjangkit Virus Corona