Find Us On Social Media :

Konfirmasi RSPI yang Rawat 24 Pasien Suspect Virus Corona; 3 Orang Masih Diisolasi

Pasien suspect virus corona di RSPI dinyatakan negatif, tapi ada 3 orang yang masih diisolasi.

GridHEALTH.id - Beberapa hari lalu publik sempat dihebohkan dengan banyaknya pasien suspect virus corona dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI), Jakarta.

Tak khayal kejadian tersebut sempat membuat panik masyarakat Indonesia terkait penyebaran virus yang diberi nama Covid-19 itu.

Menanggapi masalah tersebut, akhirnya Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril membenarkan bahwa ada sebanyak 24 pasien suspect virus corona ditempatnya.

Dimana beberapa pasien diperiksa karena mengalami sakit setelah memiliki riwayat perjalanan ke wilayah pandemik virus corona.

Seperti dari Wuhan, China, Jepang, Korea hingga ke Jepang dalam 14 hari terakhir.

Namun dari 24 pasien yang dirawat, sebanyak 21 orang disebut sudah dipulangkan.

"21 orang sudah pulang negatif semua. Tinggal tiga yang sekarang masih dirawat tinggal menunggu hasil pemeriksaan yang kedua. Enggak ada masalah," kata Syahril kepada Tribunnews.com, Sabtu (29/2/2020).

Baca Juga: Pejabat Penanganan Virus Corona di Korea Selatan Bunuh Diri, Frustasi Lihat Jumlah Korban?

Menurutnya, gejalanya sakit yang ditunjukan pasiennya itu beragam mulai demam tinggi hingga 38 derajat, batuk, pilek hingga sakit tenggorokan.

"Atau bisa juga orang tersebut kontak dengan pasien yang kena virus corona. Istilahnya bukan suspect tapi pasien dalam pengawasan," jelasnya.

Lebih lanjut, terkait 3 pasien suspect virus corona yang diisolasi disana, menurut Syahril masih harus dilakukan pengamatan setidaknya lima hari kedepan untuk memastikan positif atau tidaknya.

Baca Juga: Fakta Menarik, Pilih Memelihara Kucing Ternyata Bikin Cerdas

"Jadi selama empat dan lima hari itu dia ada di ruang isolasi sembari menunggu di ruang laboratorium. Jadi tenang aja, nggak apa apa. Pasiennya semua sudah sehat," pungkasnya.

Diketahui sejak akhir tahun 2019 kemarin penyebaran virus corona memang membuat resah masyarakat di dunia termasuk Indonesia.

Baca Juga: Diabetes Pada Anak Tak Hanya Ditandai Obesitas, Tapi Tubuh Kurus Juga, Kenali 5 Cirinya Ini

Dimana para pasien suspect virus corona memang harus diisolasi terlebih dahulu untuk memastikan dirinya benar-benar terinfeksi atau tidak.

Pasalnya penyebaran virus corona ini diberitakan sangat cepat apalagi melalui kontak langsung dengan penderitanya.

Ahli Penyakit Tropis dan Infeksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Erni Juwita Nelwan, SpPD, menyebut sampai saat ini tidak bisa diketahui secara pasti jangka waktu isolasi pasien yang terduga terkena virus corona.

Baca Juga: 'Gemeletuk Kematian' Tanda Seseorang Akan Meninggal Dunia, Seperti Ini Suaranya

Sebab tim medis di dunia sampai saat ini belum bisa memprediksi dan memastikan berapa lama gejala yang timbul pada pasien berlangsung.

"Kalau ditanya berapa lama diisolasi, jawabannya sulit. Karena kepanikan di dunia infeksi itu kita tidak tahu dan tidak bisa memprediksi pasien hari ini sesak berat berapa jam, berapa jam tidak sesak berat. Perjalanan sakitnya itu yang belum tahu pasti," katanya seperti dikutip dari Detik Health.

"Dengan tidak pahamnya bagaimana perjalanan orang sakit, tentu kita nggak ngeh berapa banyak yang sakit makanya kita berupaya isolasi," sebutnya.

Baca Juga: Jangan Sembarangan Diet, Faktanya Bisa Lebih Membunuh dari Merokok!

Namun masa penyebaran virus biasanya berlangsung 3-5 hari. Setelah itu, yang tersisa dari pasien adalah gejala penyakitnya.

Diharapkan selama masa isolasi, virus tidak menyebar dan menginfeksi orang sekitarnya. "Jadi kalau orang sakit 7 hari, tidak selama 7 hari bisa menularkan," pungkasnya.

Tetapi perlu diketahui, dalam kasus virus corona, gejala pertama yang timbul pada pasien yang terinfeksi virus ini umumnya terjadi dalam waktu 14 hari. Dalam istilah medis hal ini disebut inkubasi.

Baca Juga: Masih Doyan Ngemil di Malam Hari? Begini Cara Mudah Menguranginya Agar Berat Badan Tak Bertambah

Ahli penyakit tropik infeksi, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Adityo Susilo, SpPD-KPTI, mengatakan seseorang yang mengalami masa inkubasi akan mudah lolos dari pengecekan thermal scanner.

"Jadi pasiennya sehat-sehat saja, kalau pasiennya keluar dari bandara masih dalam fase inkubasi tidak menimbulkan gejala, tentu dia akan lolos thermal scanner karena kan dia nggak demam," kata dr Adityo.(*)

Baca Juga: Cukup Makan 1 Buah Apel Perhari Untuk Bantu Tingkatkan Kinerja Otak

 #berantasstunting