GridHEALTH.id - Meski fisik sudah sempurna menjadi wanita sesuai keinginannya, malah bisa masuk 13 besar kejuaraan kecantikan dunia di Thailand, tapi dia masih saja mempunyai penyesalan.
Apa yang dilakukannya, dia tahu itu dosa.
Karenanya dia kini tetap berhubungan sesuai kodratnya dengan yang maha kuasa, sesuai jati diri aslinya saat dirinya dilahirkan.
Pun, dirinya sudah titip pesan kepada keluarganya, setelah ajal datang menjemputnya, perlakukanlah dirinya sebagai dirinya yang asli, sesuai yang dipercayakan Tuhan kepadanya.
Ya, itulah pengakuan seorang Gebby Vesta, yang beberapa waktu lalu habis-habisan membongkar keaslian Lucinta Luna juga Abash.
Karena Gebby Vesta pula, publik sekarang tahu jika Lucinta Luna adalah sahabat Gebby Vesta, bahkan sejak Lucinta Luna masih berstatus laki-laki.
Sejak saat itu, DJ seksi ini semakin dikenal publik.
Dimana sebelumnya sebagian publik hanya tahu jika Gebby Vesta adalah seorang DJ, dan pernah mengikuti ajang kecantikan internasional di Tahiland.
Baca Juga: Buang Air Besar Kurang dari 2 Kali Seminggu Bisa Sebabkan Anak Trauma
Di ajang tersebut dirinya lolos hingga 13 besar mewakili Indonesia.
Ajang kecantikan tersebut khusus untuk transgander.
Gebby Vesta sendiri tidak pernah malu dengan identitas aslinya.
Belum lama ini Gebby Vesta mengungkapkan fakta terkait status transgender yang dimilikinya.
Ia mengatakan bahwa mengakui diri sendiri sebagai transgender itu cukup sulit, apa lagi untuk mengakui ke luar.
Hal tersebut dikatakan butuh keberanian yang cukup besar menurutnya.
Baca Juga: Mudah Mengantuk dan Sering Tidur Ternyata Tanda Adanya Masalah Kesehatan Ini
Kepada Ussy Sulistiawaty melalui video yang tayang di kanal YouTube Ussy Andhika Official pada Sabtu (28/2/2020) kemarin, ia menceritakannya.
Gebby Vesta menceritakan bagaimana dirinya sudah ingin menjadi perempuan sejak masih kecil.
Ia pun memutuskan tak melanjutkan sekolah di umur 14 tahun dan memilih merantau ke Jakarta.
Setelah itu ia mengaku melakukan segala perawatan untuk bisa menjadi perempuan.
Namun ada yang unik, ia mengaku meski sudah menjadi perempuan secara hukum dan juga fisik, ia tetap salat memakai sarung dan peci.
Baca Juga: Tak Perlu Obat Kuat, 4 Cara Sehat Ini Justru yang Bikin Tahan Lama Di Ranjang
"Dilahirkan kondisi laki-laki, pernah kepikir enggak 'Gue ganti jenis kelamin, entar salatnya gimana?'" tanya Ussy Sulistiawaty.
"Sampai saat ini aku masih salat pakai peci dan sarung," jawab Gebby Vesta.
"Makanya semenjak aku melakukan pergantian penampilan, aku udah enggak mau salat berjamaah," lanjutnya.
Baca Juga: Atasi Masalah Nyeri Sendi Dengan Khasiat Air Rendaman Biji Ketumbar, Ini Caranya
Bukan tanpa alsan, Gebby Vesta melakukan hal itu lantaran ia cukup mendapatkan diskriminasi dari orang sekitar."Karena gini aku memiliki payudara yang besar, di saat aku masuk saf laki-laki pasti bilang 'Ini kenapa cewek masuk di sini?,
Tapi di saat aku salat masuk di saf perempuan dan aku nyentuh mereka, mereka najis," jelasnya.Di kesempatan itu, ia juga membeberkan keinginannya jika suatu saat dirinya harus pergi untuk selamanya.Gebby mengungkapkan bahwa ia ingin meninggal sebagai seorang laki-laki.
Baca Juga: Menikah Bikin Panjang Umur, Kakek Pejuang Kemerdekaan 103 Tahun Ini Sukses Nikahi Wanita Berusia 30 TahunPermintaannya itu ternyata sudah ia utarakan kepada keluarganya.
"Kalau misalnya sampai tiba saatnya, kamu udah ngomong belum sama keluargamu 'gue pengen dikuburkan sebagai laki-laki atau perempuan'?" tanya Ussy."Udah, sama keluarga aku udah ngomong. Kalau aku meninggal nanti implanku (payudara) dibelek aja dibuang, terus aku mau mati secara tetap laki-laki dengan nama lahirku," tutur Gebby.
Rupanya hal tersebut didasari dari perasaan bersalah Gebby karena telah mengganti kelaminnya.
Ia pun merasa bahwa itu adalah dosa.Meski begitu, Gebby tetap menjalankan ibadahnya sesuai dengan kodratnya.
Baca Juga: Nestapa Warga Wuhan Pasca Wabah Virus Corona Sampai Harus Makan Makanan Basi"Cukuplah udah di dunia aku seperti ini, aku sadar ini dosa. Tapi yaudah lah biarkan aku menjalani hidupku, yang penting aku tetep melakukan kewajibanku sama yang di atas. Aku salat secara laki-laki, aku meninggalnya juga secara laki-laki," pungkas Gebby Vesta.
Selain melakukan apa yang sudah dilakukannya dosa, Gebby Vesta pun sadara risiko yang busa terjadi pada dirinya.
Mungkin karena itulah mengapa, dia berterus terang untuk masalah perubahan fisiknya, juga menitip wasiat kepada keluarganya jika dirinya meninggal dunia.
Mengganti kelamin memang memiliki risiko yang tak bisa dianggap sepele setelahnya. Seperti dilansir dari WebMD, berikut beberapa dampak dari operasi ganti kelamin;
Baca Juga: Masih Nihil Kasus Virus Corona, Sosok Ini Anggap Kemampuan Pengujian Indonesia Rendah
1. Infeksi dan perdarahan pasca operasi
Saat operasi, dokter akan membuat banyak sayatan pada penis atau vagina. Proses tersebut berisiko melukai pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan dalam jumlah banyak.
Luka operasi juga rentan terinfeksi oleh bakteri, terutama dari jenis staph. Pada kasus yang parah, infeksi dapat menyebar ke aliran darah dan menyebabkan sepsis. Sepsis yang tidak ditangani dengan tepat berisiko mengakibatkan kegagalan organ.
2. Infeksi saluran kemih (ISK)
Mengingat operasi dilakukan pada alat kelamin, ada kemungkinan bagi bakteri untuk menyebar ke saluran kemih. Hal ini sejalan dengan sebuah survei jangka panjang yang dimuat dalam kongres PRS Global Open tahun 2016.
Baca Juga: 8 Kebiasaan yang Tanpa Disadari Dapat Merusak Ginjal, Salah Satunya Jangan Kebanyakan Makan Daging
Beberapa pasien operasi ganti kelamin ternyata mengalami efek samping yang menyerupai gejala ISK. Di antaranya nyeri panggul, aliran urine yang lemah, susah buang air kecil, dan sering buang air kecil pada malam hari.
3. Berkurangnya kepuasan dari hubungan seksual
Meski operasi ganti kelamin telah dilakukan sedemikian rupa untuk membuat bentuk organ intim menyerupai aslinya, hasilnya tentu tidak akan sesempurna organ genitalnya yang asli.
Orang-orang yang melakukan operasi ini biasanya akan merasakan efek samping berupa berkurangnya kenikmatan seksual jika dibandingkan dengan sebelum mereka melakukan operasi kelamin.
Baca Juga: Tak Ingin Lama Sakit Hati, Vanesha Precilla Blak-blakan Ungkap Alasan Hapus Foto Adipati Dolken
4. Masalah kesehatan terkait perubahan hormon
Sekitar satu tahun sebelum operasi, pasien akan menjalani terapi hormon. Laki-laki yang ingin menjalani operasi transgender perlu menempuh terapi estrogen untuk memunculkan ciri reproduksi feminin.
Sementara itu, perempuan yang ingin menjalani prosedur ini akan mendapatkan prosedur testosteron guna mendapatkan efek sebaliknya.
Baca Juga: Virus Demam Babi Afrika Menyerang Bali, Ratusan Ternak Mati, Bahayakah Bagi Manusia ?
Kedua hormon ini tidak luput dari efek samping. Terapi estrogen bisa meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah pada paru-paru dan pembuluh darah di area kaki. Kondisi ini tentu dapat memicu komplikasi saat pelaksanaan operasi.
Sementara itu, terapi testosteron bisa meningkatkan tekanan darah, penurunan respons tubuh terhadap insulin, dan perubahan abnormal pada jaringan lemak. Perubahan ini tentu memicu peluang munculnya obesitas, hipertensi, serta diabetes di kemudian hari.
5. Masalah psikologis atau kesehatan mental
Direktur ARIF, Chris Hyde, mengatakan, ada ketidakpastian tentang apakah mengubah organ intim seseorang adalah hal yang baik atau buruk.
"Masih ada sejumlah besar orang-orang yang menjalani operasi ganti kelamin tetapi tetap trauma, sering sampai pada titik melakukan bunuh diri," katanya.
ARIF yang memberi saran kepada National Health Service (NHS) di West Midlands tentang bukti perawatan kesehatan, menemukan bahwa sebagian besar penelitian medis tentang pergantian organ intim tidak dirancang dengan baik.(*)
#berantasstunting