Find Us On Social Media :

32 Warga NTT Meninggal Dunia dan Ribuan Orang Dirawat, Indonesia Bukan Terancam Virus Corona

Ribuan warga NTT terjangkit DBD, bahkan 32 orang diantaranya meninggal dunia.

GridHEALTH.id - Saat ini Indonesia termasuk negara yang positif terjangkit virus corona.

Meski begitu, nampaknya virus covid-19 ini belum menjadi ancaman yang sangat serius bagi negara ini.

Pasalnya ada virus lain yang jauh lebih berbahaya, bahkan sudah banyak menelan korban jiwa dibandingkan virus corona.

Virus tersebut tak lain adalah virus yang berasal dari nyamuk aedes aegypti yaitu demam berdarah dengue alias DBD.

Hal itu terbukti dari pemberitaan Kompas.com, dimana hingga Minggu (8/3/2020), tercatat sudah sebanyak 32 orang warga di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggal dunia akibat DBD.

Bahkan warga yang dirawat akibat demam berdarah mencapai angka 2.697 warga.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan NTT Erlina R Salmun, ribuan warga yang menderita DBD itu tersebar di 20 Kabupaten dan Kota.

"Di NTT, hanya Kabupaten Sumba Tengah yang bebas DBD," ujar Erlina.

Baca Juga: Waspada! Tak Selalu Bintik Merah di Kulit, Inilah Gejala Baru DBD

Lebih lanjut,  ia mengatakan bahwa Kabupaten Sikka merupakan daerah penderita DBD paling tinggi disana yaitu sebanyak 1.145 jiwa, dengan korban meninggal sebanyak 13 orang.

Data tersebut diperoleh berdasaran pendataan yang dimulai sejak 1 Januari 2020 hingga 7 Maret 2020.

Menurut Erlina, pihaknya sudah membentuk tim untuk turun dan menyebar ke sejumlah wilayah yang paling banyak ditemukan penderita DBD.

Baca Juga: Dari Thalita Latief hingga Rachel Amanda, Ini Ciri dan Alasan Wanita Lebih Berisiko Terserang Penyakit Tiroid

Erlina menyebut, penanganan untuk Kabupaten Sikka lebih intens dan lebih terintegrasi, karena jumlah penderitanya paling banyak di NTT.

"Kami sudah kirim dua tim dari provinsi. Tim dari pusat juga sudah dikirim ke Kabupaten Sikka," kata Erlina.

Baca Juga: Thalita Latief Mulai Membaik Usai Operasi Pengangkatan Tumor Tiroid, Dokter Sarankan Diet Cair dan Larangan Mengemudi Selama Seminggu

Selain itu, 10 orang dokter dikirim ke Kabupaten Sikka, untuk menambah jumlah tenaga medis.

"Kami tentu akan terus berkoordinasi dengan kabupaten dan kota di NTT, terutama terkait penanganannya," kata Erlina.

Untuk diketahui penyakit DBD ini memang sangat berbahaya karena bisa menyerang organ dalam tubuh yang memicu komplikasi dan menyebabkan kematian.

Melansir dari Mayo Clinic, komplikasi utama yang sering terjadi saat terserang DBD adalah kerusakan pembuluh darah dan kelenjar getah bening.

Baca Juga: Korban Alami Trauma Berat, Pendeta di Surabaya yang Cabuli Jemaat Selama 17 Tahun Akhirnya Diciduk Polisi

Selain itu, ada juga pendarahan organ dalam yang ditandai dengan mimisan, gusi berdarah, badan mudah memar tanpa sebab, hingga BAB berdarah.

Nah, perdarahan di dalam organ tersebut lambat laun dapat menyebabkan syok akibat tekanan darah yang menurun drastis dalam waktu singkat.

Syok disini bukan berarti kaget, tetapi sudah sampai tahap yang lebih parah.

Baca Juga: Setelah Olahraga Crossfit Tubuh Butuh Istirahat Selama 48 Jam

Jika itu yang dialami, artinya penyakit demam berdarah sudah masuk kategori dengue shock syndrome (DSS).

Ini adalah jenis demam dengue yang paling parah dan bisa menyebabkan gagal jantung dan gagal ginjal, Bahkan kemungkinan berujung pada kematian.

Ditahap ini pasien demam berdarah dengue bisa mengalami kebocoran plasma.

Baca Juga: Bunuh Bocah 5 tahun Akibat Hobi Nonton Film Horor, Ternyata Ini Dampaknya Pada Psikologi Anak

Belajar dari kejadian di NTT tersebut, tak ada salahnya memang mewaspadai penyebaran virus corona.

Tetapi akan lebih baik jika kita juga mulai waspada dan melakukan berbagai pencegahan untuk menghindari penyebaran penyakit DBD ini yang terbukti sudah menelan korban jiwa.(*)

Baca Juga: Tangkal Virus Corona Hingga Pabrik Jamu Digerebek Polisi Lantaran Pakai Air Hujan dan Zat Kimia

 #berantasstunting