GridHEALTH.id - Tak bisa dipungkiri, stunting masih menjadi permasalahan besar bagi negara Indonesia.
Berdasarkan data yang disajikan dari studi Nutriplanet jelas jika prevalensi gizi buruk balita di Indonesia memang masih tinggi.
Dalam data tersebut dapat dilihat dengan jelas jika prevalensi gizi buruk balita di Indonesia mencapai 30,8% untuk stunting dan 17,7% untuk berat badan kurang (Riskesdas 2018).
Kondisi ini antara lain disebabkan oleh kondisi ibu hamil yang 55% mengalami kekurangan asupan energi (SKMI 2014), sepertiga dari mereka menghadapi anemia (Riskesdas 2013).
Untuk itu, demi menekan angka stunting di tanah air Bulog dikabarkan tengah memproduksi beras anti-stunting.
Menurut Pimpinan Cabang Perum Bulog Banyumas Dani Satrio, beras yang diproduksi tersebut diklaim dapat mencegah anak stunting.
Baca Juga: Berantas Stunting: 4 Tanda Kurang Gizi Selama Hamil Patut Diwaspadai
Beras yang diberi nama Fortivit itu diketahui merupakan beras lokal yang berasal dari wilayah eks Karesidenan Banyumas (Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara).
" Beras ini diproduksi di Banyumas dan Karawang (Jawa Barat) sejak tahun lalu. Semua jenis beras bisa digunakan, medium atau premium," kata Dani dikutip dari Kompas.com (9/3/2020).
Dani menjelaskan bahwa beras Fortivit ini mengandung berbagai macam vitamin dan mineral.
Baca Juga: Penderita Diabetes Rentan Covid-19 Karena Dua Hal Ini, Hadapi Dengan Persiapan Khusus
Sebust saja vitamin A, vitamin B1, vitamin B3, vitamin B6, vitamin B9 (asam Folat), vitamin B12, zat besi (iron) dan Zink.
"Di Banyumas beras ini diproduksi di Gumilir, Cilacap. Kapasitas produksinya 100-an ton per bulan. Selain itu kami juga memproduksi beras merah, produksinya antara 20 hingga 30 ton per bulan, ini masih dikembangkan," ujar Dani.
Baca Juga: Nekat Jalani Operasi Alat Vital, Pria Ini Justru Alami Ereksi Permanen yang Memalukan
Lebih lanjut, Dani mengatakan beras tersebut telah dipasarkan ke beberapa wilayah di tanah air seperti Jakarta dan beberapa daerah di luar Jawa.
Pemasaran dilakukan melalui e-commerce dan outlet milik Bulog.
Diketahui menurut WHO, beras fotifikasi memang diperkaya dengan beberapa zat gizi mikro, seperti zat besi, asam folat dan vitamin B kompleks lainnya, vitamin A, dan seng.
Beras ini dapat diperkaya dengan menambahkan bubuk mikronutrien ke beras yang melekat pada butiran atau penyemprotan permukaan butir beras biasa dalam beberapa lapisan dengan campuran vitamin dan mineral untuk membentuk lapisan pelindung.
Beras fortifikasi dibentuk menjadi struktur mirip biji-bijian setengah matang yang menyerupai biji-bijian beras, yang kemudian dapat dicampur dengan beras alami.
Beras fortifikasi ini juga berpotensi untuk membantu membantu populasi rentan yang saat ini tidak terjangkau oleh program fortifikasi gandum atau tepung jagung.
Baca Juga: Kina Asal Jawa Barat Bisa Mengobati Virus Corona, Ternyata Ini Rahasianya
Selain itu, beras ini juga mampu meningkatkan kualitas nutrisi pasokan makanan dan memberikan manfaat kesehatan masyarakat dengan risiko minimal terhadap kesehatan.
Sementara itu, anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah atau yang biasa disapa Erma mengatakan, kehadiran beras tersebut diharapkan dapat menekan angka stunting yang menjadi pekerjaan besar pemerintah dan harus diselesaikan bersama.
Baca Juga: Gaet Pria Tampan, Luna Maya Ternyata Sering Tahan Kentut hingga Kena Angin Duduk saat Kencan
"Saya pikir kami dari DPR juga punya kewajiban untuk ikut menurunkan angka stunting, dan Bulog sudah mengambil salah satu perannya untuk ikut membantu. Mudah-mudahan masyarakat juga menangkap ini sebagai sisi yang sangat positif," kata Erma.
Erma meminta Bulog untuk membuat klasifikasi beras bervitamin sesuai daya beli masyarakat, sehingga seluruh masyarakat dapat menikmatinya.(*)
Baca Juga: Update Covid-19; Seorang Aktor Kawakan ke Luar Negeri dan Terinfeksi Corona, Begitu juga Istrinya
#berantasstunting