Find Us On Social Media :

KLB DBD di NTT, Bupati Belu Sebut Ada Pasien Meninggal di Depan Matanya

Bupati Belu Willy Lay menceritakan pasien DBD yang meninggal di depan matanya.

GridHEALTH.id - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin mengkhawatirkan.

Bahkan Bupati Kabupaten Belu, NTT, Willy Lay bercerita bahwa dirinya sempat melihat langsung pasien DBD yang meninggal dunia di rumah sakit.

“Pas saya datang, dia putus napas. Kita sedih sekali,” katanya sedih dikutip dari Kompas.com (14/3/2020).

Menurut Willy setidaknya ada lima warga didaerahnya yang meninggal dunia terhitung sejak Januari 2020.

Korban yang meninggal rata-rata berusia di bawah 10 tahun alias masih anak-anak.

Baca Juga: Indonesia Darurat Infeksi Virus, Total 34 Kasus Positif Covid-19 dan 104 Orang Meninggal Karena DBD

Willy juga mengatakan penyebab warganya meninggal dunia lantaran warganya tidak memiliki cukup uang untuk berobat, juga tidak memiliki kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.

“Saya sudah cek langsung, ternyata masyarakat takut datang ke rumah sakit karena tidak punya BPJS," ungkapnya.

Para penderita DBD, lanjut Willy, baru dilarikan ke rumah sakit saat kondisinya kritis.

Baca Juga: Kulit Gatal dan Memerah? Hati-Hati Tungau Bersarang Di Kasur

Akibatnya, nyawa mereka tak bisa diselamatkan.

Untuk diketahui penyakit DBD ini memang sangat berbahaya karena bisa menyerang organ dalam tubuh yang memicu komplikasi dan menyebabkan kematian.

Sehingga penting untuk mendapatkan pertolongan medis sesegera mungkin.

Baca Juga: 4 Kulit Buah yang Bisa Bikin Kulit Wajah Menjadi Cerah dan Glowing

Dilansir dari Mayo Clinic, komplikasi utama yang sering terjadi saat terserang DBD adalah kerusakan pembuluh darah dan kelenjar getah bening.

Selain itu, ada juga pendarahan organ dalam yang ditandai dengan mimisan, gusi berdarah, badan mudah memar tanpa sebab, hingga BAB berdarah.

Nah, perdarahan di dalam organ tersebut lambat laun dapat menyebabkan syok akibat tekanan darah yang menurun drastis dalam waktu singkat.

Syok disini bukan berarti kaget, tetapi sudah sampai tahap yang lebih parah.

Baca Juga: Mati Gaya di Ranjang Karena Pil KB Tidak Benar, Justru Tambah Bergairah

Jika itu yang dialami, artinya penyakit demam berdarah sudah masuk kategori dengue shock syndrome (DSS).

Ini adalah jenis demam dengue yang paling parah dan bisa menyebabkan gagal jantung dan gagal ginjal, bahkan kemungkinan berujung pada kematian.

Sebab ditahap ini pasien DBD bisa mengalami kebocoran plasma.

Baca Juga: 1 dari 9 Wanita Mengalami 3 Jenis Depresi yang Rentan Dialami Ibu Pasca Melahirkan

Melihat kondisi itu, Willy pun akhirnya mengeluarkan surat edaran kepada seluruh kepala desa, lurah, camat dan instansi lainnya untuk membawa warga yang menderita demam ke puskesmas atau rumah sakit tanpa dipungut biaya.

"Semua pasien yang datang berobat tidak usah bayar. Gratis dulu, supaya mereka tidak takut datang. Ada BPJS atau pun tidak, tetap harus ditangani," tegas dia.

Willy mengatakan, kasus DBD di Belu sudah bisa ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB), namun pemerintah daerah masih berkonsultasi dengan Dinas Kesehatan NTT.

Baca Juga: China Sebut Vaksin Virus Corona Akan Tersedia Bulan April Ini, Tapi...

“Saya lebih senang KLB sehingga penanganannya lebih cepat dan terkendali, dan bisa minta bantuan dari pemerintah pusat,” kata Willy.

Diketahui selain lima orang meninggal, di Kabupaten Belu sendiri terdapat 355 orang dirawat aikbat DBD sejak Januari hingga Maret 2020.(*)

 Baca Juga: Angka Kejadian dan Korban Virus Corona Covid-19 Meningkat di Indonesia, BNPB Siap Bertanggung Jawab

 #berantasstunting