Find Us On Social Media :

Indonesia Ogah Lockdown, Bisa Ikuti Korea Selatan Berantas Covid-19?

Korea Selatan mengalami perununan drastis pasien covid-19. Ini cara mereka melakukannya.

GridHealth.id - Sampai saat ini pemerintah belum juga menetapkan lockdown, seperti negara lainnya yaitu China dan Italia.

Padahal, mantan wakil presiden, Jusuf Kalla (JK) menilai bahwa dengan menetapkan kebijakan lockdown bisa memperlambat penyebaran virus corona.

Baca Juga: Hanya di Indonesia; Virus Corona Covid-19 Diajak Ngobrol dan Dipanggil Nak oleh Manusia, Bisa Hidup hingga 5 Minggu

"Salah satunya China, dia berhasil memperlambat itu (penyebaran virus corona), mencegah 100% karena lockdown. Tapi ini hanya (bisa diterapkan) negara yang sangat disiplin untuk melaksanakan itu," ungkap JK, Kamis (11/3/20), seperti yang dikutip dari Kompas.com

Meski begitu, kita bisa berkaca kepada Negeri Gingseng yaitu Korea yang tidak mentapkan lockdown tapi mengalami penurunan jumlah pasien yang dinyatakan positif virus corona.

Baca Juga: Studi : Fungsi Paru-paru Bakal Berkurang Pasca Sembuh Covid-19

Dilansir dari South China Morning Post (SCMP) melalui Kompas.com, penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pengujian massal, disiplin warganegara, komunikasi publik, dan penggunaan teknologi.

Tak hanya itu, para pejabat Korea Selatan juga berbagi pengalaman mereka dalam mengatasi wabah tersebut dengan tidak melakukan penutupan kota seperti yang dilakukan di Wuhan.

Hal ini dikarenakan kebijakan lockdown sulit ditegakkan di masyarakat terbuka, seperti Korea Selatan.

Baca Juga: Tergolong Pasien dalam Pengawasan Covid-19, Wanita Ini Malah 'Dilepas' Sendiri Menuju Rumah Sakit Rujukan Tangani Virus Corona

"Tanpa merusak prinsip masyarakat yang transparan dan terbuka, kami merekomendasikan sistem respons yang memadukan partisipasi publik sukarela dengan apilikasi kreatif teknologi canggih," kata Wakil Menteri Kesehatan Korsel, Kim Gang-lip.

Menurutnya, tindakan konvensional dan paksaan seperti lockdown bisa menggerogoti semangat demokrasi dan mengasingkan publik yang harus berperan aktif dalam upaya pencegahan.

"Partisipasi publik harus diamankan melalui keterbukaan dan transparansi," katanya.

Baca Juga: 5 Fakta Penularan Covid-19 Pada Bayi dan Balita, Menurut Para Ahli

Berbagai hal dilakukan Korea Selatan agar warganya tetap aman dan terbebas dari infeksi virus corona, seperti memberikan informasi yang dibutuhkan warga negaranya, juga ada peringatan darurat yang dikirimkan melalui ponsel warganya atas kasus baru terkonfirmasi.

Tak hanya itu, situs web di serbagai kota Korea Selatan juga  menyediakan rincian tentang riwayat perjalanan pasien yang dikonfirmasi, dan selalu menekan akan pentingnya menjaga kebersihan.

Bahkan, perkembangan tekonologi juga digunakan sebagai sarana untuk mengindentifikasi pasien virus corona sejak dini.

Baca Juga: Pasien 01 dan 02 Sembuh dari Virus Corona Usai 2 Minggu Diisolasi, Peneliti Sebut Kualitas Paru-paru Pasien Sembuh dari Covid-19 Akan Menurun

Warga Korea Selatan diminta untuk mengunduh aplikasi diagnosa diri di ponsel dan dikelola secara intensif jika menunjukkan gejala.

Teknologi IT mutakhir dan kamera pengintai di mana-mana pun ditempatkan oleh Korsel untuk melacak sumber infeksi.

Canggihnya, identifikasi kasus bisa dilacak dari transaksi kartu kredit dan ponsel, yang mana informasi ini bisa dipakai untuk menelusuri siapa saja yang melakukan kontak dengan pasien.

Sehingga mereka yang berisiko ditempatkan dalam isolasi dan dikelola secara menyeluruh berdasarkan individu oleh otoritas kesehatan.

Baca Juga: Jalan Sehat Untuk Kesehatan Ginjal, Cukup 30 Menit Setiap Hari

Negara Korea Selatan juga mengatasi wabah virus corona dengan belajar dari pengalaman saat mengatasi keadaan darurat sebelumnya. Hal tersebut disampaikan oleh Profesor Kim Woo-joo dari Korea University College of Medicine.

"Kesadaran publik tentang perlunya kebersihan individu seperti mencuci tangan dan mengenakan masker juga telah meningkat pesat, berkat pengalaman mereka dari wabah-wabah sebelumnya," terang Kim.

Meski Korea Selatan telah terbukti menurunkan jumlah kasus infeksi virus corona, tapi Korea Selatan tak bisa duduk santai melainkan tetap harus waspada akan infeksi ulang.

"Kita seharusnya tidak berpuas diri sama sekali," tegas Presiden Moon Jae-in.

"Skenario terbaik adalah virus itu mati pada akhir Maret. Skenario terburuk adalah virus menyebar secara luas di kota metropolitan Seoul dan sekitarnya di provinsi Gyeonggi," kata Kim Woo-joo.

Melihat kondisi Korea Selatan yang lebih siap terhadap pencegahan virus corona meski tanpa diberlakukannya lockdown, pemerintah Indonesia bisa berkaca dan meniru terhadap apa yang dilakukan oleh negara Korea Selatan.

Baca Juga: Usai Kontroversi Panggil Nabi dan Malaikat, Ningsih Tinampi Tutup Sementara Waktu: 'Menghargai Pihak Pemerintah'

Karena upaya-upaya yang telah disebutkan di atas bisa menjadi salah satu alternatif pilihan untuk mencegah menyebarnya virus corona di Indonesia jikalau negara kita enggan memberlakukannya kebijakan lockdown.(*)

 #berantasstunting