GridHEALTH.id - Kesembuhan 9 orang yang positif virus corona (Covid-19) di Tanah Air kini menciptakan sedikit pencerahan bagi sebagian warga.
Bahkan ketiga pasien yang dinyatakan sembuh dari virus corona usai dirawat di RSPI Sulianti Saroso yang sembuh dengan mengikuti saran dokter dan mengonsumsi jamu temulawak juga turut menjadi salah satu contoh baik bagi masyarakat.
Namun di tengah perjuangan mereka melawan virus corona, seorang pasien 03 belum lama ini menceritakan bahwa setiap pasien memiliki penanganan yang berbeda.
Hal ini disampaikan langsung dalam kanal YouTube 'CNN Indonesia' pada Senin (16/3/2020).
Baca Juga: Peneliti AS: Virus Corona Dapat Hidup Berjam-jam di Udara dan Permukaan Barang
Pasien 03 yang bernama Ratri Anindyajati ini membeberkan alasan perbedaan penanganan virus corona antar pasien Covid-19.
"Karena ini bisa flu ini tuh can be mistaken for a normal flu (dapat disalahartikan sebagai flu biasa), jadi dokter-dokter itu sangat cermat gitu.
"Kayak Ratri gejalanya batuk misalnya dikasih obat batuk, Sita (pasien 01) ada (riwayat penyakit) bronkopneumonia dikasih nebulizer. Jadi penanganannya beda-beda setiap orang," ujar Ratri, pasien 03.
Perlu diketahui, hingga saat ini obat atau pun vaksin virus corona belum ada.
Bahkan beberapa negara maju juga masih menggunakan berbagai pilihan obat untuk mengurangi gejala Covid-19 tersebut.
Sebut saja obat malaria, obat HIV, obat radang sendi, obat flu, dan sebagainya.
Meski begitu, para peneliti meyakini bahwa Covid-19 ini merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri seiring meningkatnya sistem kekebalan tubuh.
Sementara itu, akibat perbedaan gejala, riwayat penyakit, dan penanganan inilah yang membuat jumlah obat pun berbeda.
"Jadi kalau saya dibanding semua yang diisolasi, itu obat saya yang paling banyak. Karena dari awal saya diinfus itu ada antibiotik yang masuk diinfus, ada yang disuntik, dan ada yang saya minum," ucap Nursita Tyasutami, pasien 01.
Pemberian antibiotik dengan jumlah tinggi ini diakibatkan riwayat penyakit yang dideritanya.
Baca Juga: Peneliti Sebut Golongan Darah A Rentan Virus Corona, Golongan Darah O Lebih Kebal
"Karena batuk saya enggak berhenti-berhenti, dan dengan semua yang terjadi itu membuat psikis saya drop jadi badan saya benar-benar keadaannya naik-turun.
"Kadang mual, ulu hati sampai sakit banget, enggak bisa tidur, terus kadang muntah, tiba-tiba keringan dingin. Jadi akhirnya membuat (jumlah) obat saya lumayan banyak banget dan vitamin saya yang diinfus itu lumayan banyak banget," jelasnya.
Inilah alasannya mengapa setiap pasien positif virus corona (Covid-19) memiliki penanganan yang berbeda. (*)
#berantasstunting #HadapiCorona