GridHEALTH.id - Wabah virus corona Covis-19 yang kini sudah menjadi pandemi dunia memang meresahkan dan membuat banyak orang takut.
Tak terkecuali di Indonesia. Setelah diketahui virus corona Covid-19 ini masuk Indonesia pemerintah daerah dan pusat langsung bertindak.
Baca Juga: 4 Pilihan Kontrasepsi Bagi Pria, Ternyata Kondom Paling Disuka
Salah satunya seperti sekarang ini yang sedang kita lakukan bersama, yaitu social distancing.
Sekolah diliburkan, kantor diminta bekerja dari rumah, dan tidak dibolehkannya acara-acara dalam bentuk apapaun yang menyebabkan terjadinya kerumunan masa.
Malah minggu ini banyak pihak yang sudah mulai tegas, diantaranya membubarkan mereka yang bandel kongow alias berkumpul di suatu tempat.
Hal ini dilakukan tidak lain untuk memutus mata rantai penularan virus corona Covid-19 ini.
Bagaimana dengan mereka yang sudah terinfeksi?
Perawatan intensif dan diisolasi adalah cara yang sekarang ini banyak ditempuh.
Mereka yang terinfeksi diobati dengan apa? Inilah yang menjadi pertanyaan kita semua. Apalagi setelah pemerintah menyatakan telah mendatangkan obat untuk Covid-19 ini.
Untuk diketahui, melansir drugs.com (19 Maret 2020), banyak perusahaan farmasi dan organisasi penelitian di seluruh dunia terlibat dalam pengembangan vaksin potensial untuk Covid-19 ini.
Berikut data-datanya;
1. mRNA-1273 Vaksin coronavirus baru yang disebut mRNA-1273 (Moderna, Inc.) telah dikirim ke Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular yang siap digunakan dalam studi Fase 1.
2. Tonix Pharmaceuticals Holding Corp, telah mengumumkan sedang meneliti pengembangan vaksin potensial terhadap COVID-19 menggunakan platform virus horsepox miliknya.
3. Para peneliti di Israel bekerja untuk mengadaptasi vaksin yang efektif terhadap avian coronavirus Infectious Bronchitis Virus (IBV), untuk bekerja sebagai vaksin melawan COVID-19 pada manusia.
4. Remdesivir Obat antivirus yang sedang diteliti yang disebut remdesivir sedang dipelajari dalam uji klinis di Cina dan Nebraska, AS.
5. Lopinavir dan ritonavir Kombinasi obat yang disebut lopinavir/ritonavir yang disetujui untuk mengobati HIV dengan nama merek Kaletra sedang dipelajari dalam kombinasi dengan obat flu oseltamivir (Tamiflu) di Thailand.
Dilaporkan pada 18 Februari 2020 bahwa seorang wanita Tionghoa lanjut usia, pasien pertama yang menerima "koktail Thailand" di Rumah Sakit Rajvithi Bangkok, telah pulih total setelah menderita pneumonia terkait COVID-19 yang parah.
Baca Juga: Pesawat Hercules C-130 Mendarat, 105.000 Alat Pelindung Diri Siap Disebar ke Seluruh Tanah Air
Tapi dari laporan terbaru, 18 Maret 2020, menurut sebuah penelitian di New England Journal of Medicine menyatakan, kombinasi lopinavir / ritonavir tidak menunjukkan manfaat dibandingkan perawatan standar pada pasien dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 parah.
6. Favipiravir Obat antivirus yang disebut favipiravir yang dilaporkan 17 Februari 2020 telah menerima persetujuan pemasaran di Cina untuk pengobatan influenza, juga disetujui untuk digunakan dalam uji klinis sebagai pengobatan untuk pneumonia coronavirus yang baru.
7. Fingolimod Obat yang disetujui yang disebut fingolimod (dipasarkan dengan nama merek Gilenya untuk pengobatan relaps bentuk multiple sclerosis), sedang dipelajari sebagai pengobatan untuk COVID-19 di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Fujian Medical University di Fuzhou, China.
Baca Juga: 5 Fakta Cuci Tangan untuk Hadapi Corona, Mesti Pakai Sabun dan Dikeringkan
8. Methylprednisolone Sebuah glukokortikoid yang banyak digunakan disebut methylprednisolone sedang dipelajari untuk keamanan dan efektivitas dalam pengobatan pneumonia coronavirus baru di sejumlah rumah sakit di provinsi Hubei Cina.
9. Klorokuin fosfat Klorokuin obat anti-malaria, telah terbukti memiliki berbagai efek antivirus, termasuk anti-coronavirus.
Studi di Provinsi Guangdong di Cina menunjukkan bahwa klorokuin dapat membantu meningkatkan hasil pasien pada orang dengan pneumonia coronavirus baru.
10. Hydroxychloroquine sulfate Dilaporkan dalam jurnal Clinical Infectious Diseases pada 9 Maret bahwa obat malaria hydroxychloroquine efektif dalam membunuh virus corona dalam percobaan laboratorium.
Baca Juga: Ridwan Kamil Gerak Cepat, Ini 3 Lokasi Rapid Test Covid-19 di Jawa Barat
Hydroxychloroquine pertama kali disetujui oleh FDA pada tahun 1995 dengan nama merek Plaquenil, dan juga digunakan pada pasien perawatan dengan lupus dan radang sendi.
Baca Juga: Kehabisan Stok Cairan Disinfektan di Toko? Bisa Bikin Secara Mudah di Rumah
11. Bevacizumab Sebuah penghambat VEGF yang disebut bevacizumab (dipasarkan dengan nama merek Avastin untuk jenis kanker tertentu), sedang dipelajari sebagai pengobatan untuk cedera paru akut (ALI) dan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) pada pasien sakit kritis dengan pneumonia COVID-19 di Rumah Sakit Qilu Universitas Shandong di Jinan, China.
Namun, Food and Drug Administration (FDA) hingga kini belum menyetujui satupun treatmen dan pengobatan untuk mengatasi infeksi corona Covid-19 pada manusia.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona