Find Us On Social Media :

6 Dokter Meninggal Dunia saat Tangani Pasien Covid-19, Jokowi Langsung Berikan Insentif hingga Rp 15 Juta per Bulan

Jokowi beri insentif pada tenaga medis

GridHEALTH.id - Jumlah pasien positif virus corona (Covid-19) di Indonesia semakin meningkat seiring berjalannya waktu.

Hingga Senin (23/3/2020), jumlah pasien positif Covid-19 di Tanah Air mencapai 579 kasus dengan pasien meninggal mencapai 49 jiwa.

Baca Juga: 3 Rekan Dr Djoko Judodjoko Diduga Terinfeksi Virus Corona usai Tangani Covid-19, Sang Dokter Angkat Bicara

Bahkan diantara pasien yang meninggal tersebut, setidaknya ada 6 dokter yang sempat menangani pasien kasus virus corona.

Ialah dokter Hadio Ali Sp. S, dokter Djoko Judodjoko Sp. B, dokter Laurentius P Sp. Kj, dokter Adi Mirsa Putra Sp. THT dan dokter Ucok Martin Sp. P yang telah berjuang di garda depan dalam pengobatan virus tersebut.

Baca Juga: Pegawai Bank Positif Covid-19 Bertambah, Kali ini Karyawan BCA, Seluruh Staf Diperiksa

Seperti diketahui, dokter atau tenaga medis merupakan salah satu orang yang mudah terinfeksi virus corona.

Adapun beberapa alasan mengapa dokter atau tenaga medis mudah terpapar virus corona (Covid-19), yaitu:

Baca Juga: Polisi hingga TNI di Tempat Keramaian, WHO Sebut Lockdown Bukan Cara Meminimalisir Penularan Virus Corona

1. Sering berinteraksi dengan pasien positif Covid-19

Tenaga medis terpapar lebih banyak partikel virus daripada masyarakat umum karena mereka berinteraksi dengan begitu banyak orang sakit.

Penelitian yang dilakuka oleh Coronavirus Resource Center awal bulan ini menemukan bahwa dari 138 pasien yang diteliti di satu rumah sakit Wuhan, 29% adalah tenaga kesehatan.

Satu pasien coronavirus pada awalnya dikirim ke tempat yang salah karena mereka menunjukkan gejala yang tidak lazim, sehingga terus menginfeksi setidaknya 10 tenaga medis.

Baca Juga: Update Covid-19; 11 Obat yang Bisa Menyembuhkan Infeksi Corona dan Fakta Terbarunya

2. Kelangkaan alat pelindung diri (APD)

Selain itu, adanya kelangkaan alat pelindung diri, seperti masker juga membuat tenaga medis ini lebih rentan terhadap virus saat merawat pasien.

Seperti beberapa waktu yang lalu, ada perawat yang menyatakan harus bergantian masker dengan tenaga medis lainnya.

Padahal jika diketahui, penularan penyakit selain virus corona bisa saja terjadi akibat penggunaan masker secara bersamaan tersebut.

3. Tidak boleh buang air

Melansir dari Washington Post, para tenaga medis yang telah menggunakan alat pelindung diri (APD) dan tengah menangani pasien positif corona tidak diperbolehkan melepas baju tersebut.

Setiap orang harus dalam keadaan steril dan langsung membersihkan diri lalu mengganti pakaiannya setelah melepaskan APD tersebut.

Baca Juga: Solusi dari BNPB atas Kelangkaan dan Mahalnya Desinfektan, Bisa Buat Sendiri di Rumah tanpa Pemutih dan Detergen juga Obat Pel

Imbasnya sekitar 6-8 jam, para tenaga medis ini tidak memeiliki waktu dan tidak diperbolehkan ke kamar kecil untuk buang air.

Sehingga para tenaga medis yang mengenakan APD ini sebagian harus rela menggunakan popok dewasa yang membuatnya tak nyaman.

4. Mengikuti karantina

Tak hanya sampai di situ, sebagai dokter yang menangani pasien positif virus corona juga harus dikarantina, dan tinggal terpisah dengan keluarganya untuk sementara waktu.

Hal ini guna menjaga kemungkinan penyebaran virus corona yang dibawa dari rumah sakit ke rumah atau lingkungan masyarakat.

 

Melihat berbagai perjuangan yang telah dilakukan para petugas medis ini, Presiden Joko Widodo akhirnya memberikan insentif tambahan.

Baca Juga: Hati-Hati Gunakan Cairan Pembersih Tangan, Pria Ini Uji Coba Hand Sanitizer dengan Api Nyatanya Terbakar

Mengutip Kompas.com, untuk dokter spesialis Rp 15 juta, dokter umum/dokter gigi Rp 10 juta, bidan atau perawat Rp 7,5 juta, dan tenaga medis lainnya Rp 5 juta.

Selain itu, akan ada santunan kematian sebesar Rp 300 juta bagi tenaga medis yang meninggal karena tertular virus corona. (*)

 #hadapicorona #berantasstunting