GridHEALTH.id - Jumlah pasien positif virus corona (Covid-19) di Indonesia semakin meningkat seiring berjalannya waktu.
Hingga Senin (23/3/2020), jumlah pasien positif Covid-19 di Tanah Air mencapai 579 kasus dengan pasien meninggal mencapai 49 jiwa.
Bahkan diantara pasien yang meninggal tersebut, setidaknya ada 6 dokter yang sempat menangani pasien kasus virus corona.
Ialah dokter Hadio Ali Sp. S, dokter Djoko Judodjoko Sp. B, dokter Laurentius P Sp. Kj, dokter Adi Mirsa Putra Sp. THT dan dokter Ucok Martin Sp. P yang telah berjuang di garda depan dalam pengobatan virus tersebut.
Baca Juga: Pegawai Bank Positif Covid-19 Bertambah, Kali ini Karyawan BCA, Seluruh Staf Diperiksa
Seperti diketahui, dokter atau tenaga medis merupakan salah satu orang yang mudah terinfeksi virus corona.
Adapun beberapa alasan mengapa dokter atau tenaga medis mudah terpapar virus corona (Covid-19), yaitu:
1. Sering berinteraksi dengan pasien positif Covid-19
Tenaga medis terpapar lebih banyak partikel virus daripada masyarakat umum karena mereka berinteraksi dengan begitu banyak orang sakit.
Penelitian yang dilakuka oleh Coronavirus Resource Center awal bulan ini menemukan bahwa dari 138 pasien yang diteliti di satu rumah sakit Wuhan, 29% adalah tenaga kesehatan.
Satu pasien coronavirus pada awalnya dikirim ke tempat yang salah karena mereka menunjukkan gejala yang tidak lazim, sehingga terus menginfeksi setidaknya 10 tenaga medis.
Baca Juga: Update Covid-19; 11 Obat yang Bisa Menyembuhkan Infeksi Corona dan Fakta Terbarunya
2. Kelangkaan alat pelindung diri (APD)
Selain itu, adanya kelangkaan alat pelindung diri, seperti masker juga membuat tenaga medis ini lebih rentan terhadap virus saat merawat pasien.
Seperti beberapa waktu yang lalu, ada perawat yang menyatakan harus bergantian masker dengan tenaga medis lainnya.
Padahal jika diketahui, penularan penyakit selain virus corona bisa saja terjadi akibat penggunaan masker secara bersamaan tersebut.
3. Tidak boleh buang air
Melansir dari Washington Post, para tenaga medis yang telah menggunakan alat pelindung diri (APD) dan tengah menangani pasien positif corona tidak diperbolehkan melepas baju tersebut.
Setiap orang harus dalam keadaan steril dan langsung membersihkan diri lalu mengganti pakaiannya setelah melepaskan APD tersebut.
Imbasnya sekitar 6-8 jam, para tenaga medis ini tidak memeiliki waktu dan tidak diperbolehkan ke kamar kecil untuk buang air.
Sehingga para tenaga medis yang mengenakan APD ini sebagian harus rela menggunakan popok dewasa yang membuatnya tak nyaman.
4. Mengikuti karantina
Tak hanya sampai di situ, sebagai dokter yang menangani pasien positif virus corona juga harus dikarantina, dan tinggal terpisah dengan keluarganya untuk sementara waktu.
Hal ini guna menjaga kemungkinan penyebaran virus corona yang dibawa dari rumah sakit ke rumah atau lingkungan masyarakat.
Melihat berbagai perjuangan yang telah dilakukan para petugas medis ini, Presiden Joko Widodo akhirnya memberikan insentif tambahan.
Mengutip Kompas.com, untuk dokter spesialis Rp 15 juta, dokter umum/dokter gigi Rp 10 juta, bidan atau perawat Rp 7,5 juta, dan tenaga medis lainnya Rp 5 juta.
Selain itu, akan ada santunan kematian sebesar Rp 300 juta bagi tenaga medis yang meninggal karena tertular virus corona. (*)
#hadapicorona #berantasstunting