Find Us On Social Media :

4 Langkah Mudah Isolasi Diri Akibat Virus Corona, Kapan Dilakukan?

Mengisolasi diri selama 14 hari dilakukan agar mata rantai virus corona terputus.

 

GridHEALTH.id - Masih banyak yang belum kita tahu mengenai virus corona. Satu hal yang pasti, virus ini sangat mudah menyebar dari satu orang ke orang lain.

Menurut data real-time dari Johns Hopkins CSSE mengatakan sebanyak 197.496 orang terjangkit virus corona terbaru, SARS-CoV-2.

Korban meninggal dunia sebanyak 7.940. Kabar baiknya, hampir setengah atau sebanyak 81.911 sudah sembuh dari serangan virus ini.

Ditengah-tengah pandemi virus corona, sangat dianjurkan bagi siapapun yang mulai bersin atau merasakan gejala seperti flu untuk segera tinggal di rumah.

Meskipun apa yang dialami belum tentu virus corona, namun isolasi diri mampu memutus mata rantai virus yang sangat berbahaya karena mudah menular ini.

Maka lebih kita mengisolasi diri kita seperti  saran para pakar seperti tertuang dalam surat edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia - Protokol Isolasi Diri Sendiri Dalam Penanganan Coronavirus Disease (Covid-19) yang dilakukan selama 14 hari.

Mengapa 14 hari, karena masa penularan virus corona (COVID-19) minimal 2-14 hari sampai muncul gejala. Artinya orang itu bisa tetap merasa sehat meski ternyata sudah terinfeksi virus Covid-19.

Jika  tetap bepergian misalnya ke mal, tempat rekreasi, rumah saudara dan lainnya, seandainya sewaktu jalan-jalan di hari ke-10 dan tertular ke orang lain atau tempat yang dikunjungi, mungkin di hari ke-14 belum ada tanda-tanda sakit.

Tapi dia sudah membawa Covid-19 di tubuhnya dan berpotensi menularkan. Kalau dia masuk setelah hari ke-15, jadi libur 14 hari itu percuma saja tidak ada gunanya.

Baca Juga: Indonesia Hindari Lockdown, Apakah Herd Immunity Akan Jadi Skenario?

Baca Juga: Korban Virus Corona Melonjak Tajam, Menkes Ekuador Undur Diri

1. Isolasi diri sendiri karena pulang bepergian, terutama pulang dari daerah terjangkit virus corona

Misalnya pulang dari China, dari Eropa, dari Singapura, bahkan hanya dari Bali, namun daerah-daerah yang disebut ini merupakan zona merah, di mana sudah ada pasien positif di daerah tersebut.

Setelah pulang, jangan pergi bekerja, ke sekolah, atau ruang publik untuk menghindari penularan Covid-19 ke orang lain di masyarakat.

Harus mengisolasi diri dan memantau diri sendiri untuk menghindari kemungkinan penularan pada orang-orang di sekitar, termasuk keluarga.

Melaporkan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat tentang kondisi kesehatannya, riwayat kontak dengan pasien Covid-19, atau riwayat perjalanan dari negara/area transmisi lokal, untuk dilakukan pemeriksaan sampel oleh petugas kesehatannya.

Meskipun tidak memiliki gejala, orang ini disebut Orang Dalam Pemantauan (ODP) karena memiliki kontak erat dengan pasien positif Covid-19 dan/atau orang dengan demam/gejala pernapasan dengan riwayat dari negara/area transmisi lokal.

2. Isolasi diri karena merasakan gejala flu atau tubuh terasa tak enak

Ketika seseorang sakit (demam atau batuk/pilek/nyeri tenggorokan/gejala penyakit pernapasan lainnya), tetapi tidak memiliki risiko penyakit penyerta lainnya (diabetes, penyakit jantung, kanker, penyakit paru kronik, AIDS, penyakit autoimun, dan lain-lain), maka secara sukarela atau berdasarkan rekomendasi petugas kesehatan, tinggal di rumah, dan tidak pergi bekerja, sekolah, atau ke tempat-tempat umum.

Orang ini  juga ODP yang memiliki demam/gejala pernapasan dengan riwayat dari negara/area transmisi lokal, dan atau orang yang tidak menunjukkan gejala, tetapi pernah memiliki kontak erat dengan pasien positif COVID-19.

Lama waktu isolasi diri juga berlangsung selama 14 hari hingga diketahui hasil pemeriksaan sampel di laboratorium.

Baca Juga: Divonis Kurang Subur, Tetap Perlu Kontrasepsi, Ini Alasannya

Bila mempunyai riwayat kesehatan/penyakit penyerta (diabetes, penyakit jantung, kanker, penyakit paru kronik, AIDS, penyakit autoimun, dan lain-lain, segera hubungi petugas kesehatan agar segera mendapat penanganan medis.

Apa yang dilakukan saat isolasi diri?

1. Tentu saja tinggal di rumah. Gunakan kamar terpisah di rumah dari anggota keluarga lainnya. Upayakan selalu menjaga jarang setidaknya 1 meter dengan anggota keluarga lain.

Gunakan masker selama masa isolasi diri. Lakukan pengukuran suhu harian dan observasi gejala klinis, seperti batuk atau kesulitan bernapas.

Hindari pemakaian bersama peralatan makan (piring, sendok, garpu, dan gelas), perlengkapan mandi (handuk, sikat gigi, dan gayung), serta linen/seprai.

2. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dengan mengonsumsi makanan bergizi, melakukan kebersihan tangan rutin, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta keringkan, lakukan etika batuk/bersin.

3. Berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi.Jaga Kebersihan rumah dengan cairan disinfektan.

Baca Juga: Salah Pakai Celana Dalam Bisa Sebabkan Kanker? Ini Faktanya

 Baca Juga: Cuci Tangan Lebih Baik, Ini Akibat Keseringan Pakai Hand Sanitizer

4. Hubungi segera fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit memburuk (seperti sesak napas) untuk dirawat lebih jauh. (*)

#berantasstunting #hadapicorona