Find Us On Social Media :

738 Kematian Dalam Semalam, Spanyol Ubah Arena di Madrid Jadi Kamar Mayat

Gedung pusat pameran Ifema, Madrid, Spanyol yang dijadikan ruang perawatan pasien Covid-19 darurat.

GridHEALTH.id - Wabah virus corona (Covid-19) di Spanyol semakin mengkhawatirkan.

Bahkan angka kasus kematian di negeri matador tersebut tercatat sudah melampaui angka kematian di China.

Dimana Spanyol disebut mengalami pelonjakan korban meninggal dunia sebanyak 738 kasus hanya dalam semalam.

Dilansir dari Reuters via Kontan.co.id 26/3/2020), angka kematian akibat Covid-19 di Spanyol mencapai 3.434 kasus.

Kejadian ini menjadikan Spanyol sebagai negara kedua dengan kasus corona terbanyak setelah Italia yang diketahui memiliki 6.820 kasus.

Bahkan saking banyaknya jumlah kematian, sebuah arena skating di Ibukota, Madrid disebut telah berubah menjadi kamar mayat darurat.

Baca Juga: Update Covid-19; Menurut Seorang Dokter Wanita, yang Perlu Disiapkan Indonesia Sekarang adalah Kuburan Massal

Baca Juga: Terungkap, Ini Alasan Kenapa Pasien Meninggal Covid-19 di Italia Sangat Banyak

Diberitakan sebelumnya juga, Wakil Perdana Menteri Spanyol Carmen Calvo telah dinyatakan positif menderita Covid-19.

Dengan hasil tersebut membuat Calvo menjadi anggota kabinet pemerintahan ketiga yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Meski begitu, Calvo diberitakan dalam kondisi baik atau dengan tanpa gejala.

Baca Juga: Lidah Bisa Mendeteksi Apakah Kita Terinfeksi Virus Corona atau Tidak

Akibat virus corona yang semakin mewabah akhirnya Spanyol memutuskan untuk melakukan lockdown.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Lockdown sebagai tindakan atau kondisi darurat di mana orang-orang dicegah untuk sementara waktu memasuki atau meninggalkan area atau bangunan terbatas selama terjadinya ancaman bahaya seperti Covid-19 ini.

Baca Juga: Pengakuan Pengusaha Properti Terkait Tes Covid-19 yang Dituding Pakai Fasilitas Pemerintah

Alhasil kota dan desa disana terpantau sangat sepi seperti jalan-jalan di Madrid dan Barcelona yang dikenal sangat ramai tampak seperti kota mati.

Sementara itu, para petugas medis disana pun juga mengeluhkan kurangnya peralatan pelindung dasar seperti masker, scrub dan sarung tangan.

Kepala Angkatan Bersenjata Miguel Villarroya mengatakan, Pemerintah melalui militer Spanyol kini tengah meminta kepada NATO (organisasi internasional untuk keamanan bersama) untuk disediakan peralatan pelindung medis, ventilator, dan peralatan pengujian.

Baca Juga: Studi di London: Indonesia Hanya Laporkan 2% Kasus Positif Virus Corona, Benarkah?

Menanggapi keluhan tersebut Menteri Kesehatan Spanyol Salvador Illa mengatakan pihaknya tengah mengupayakan kebutuhan medis tersebut.

"Pemerintah telah memesan masker, sarung tangan, alat uji, dan ventilator senilai 432 juta euro (US$ 467 juta) untuk dikirimkan selama delapan minggu ke depan, dengan batch besar pertama diharapkan minggu ini," kata Illa.

Baca Juga: Supaya Virus tak Ikut Masuk ke Rumah, Pulang dari Berpergian Lakukan 5 Langkah Berikut

Dilaporkan juga bahwa pemerintah Spanyol kini telah mendorong beberapa pabrik disana seperti pabrik sepatu untuk beralih memproduksi masker medis.

Menurut Kepala Darurat Kesehatan Fernando Simon, Spanyol kini tengah mendekati puncak epidemi virus corona.

Hal itu terlihat dari jumlah kasus Covid-19 yang meningkat seperlima hanya dalam waktu semalam menjadi 47.610 pada hari Rabu (25/3/2020).

Baca Juga: Pengakuan Jujur Dokter Spesilias Paru dan Pernapasan selama Merawat Pasien Corona

Jumlahnya bisa jauh lebih tinggi karena pemerintah melaporkan 130.000 kasus sakit terkait dengan virus, yang mencakup pekerja yang terinfeksi atau dalam isolasi pencegahan.

Serta jumlah tersebut pun belum termasuk dengan para pensiunan.

Simon mengatakan bahwa saat ini Spanyol memasuki hari ke-11 dari 15 hari lockdown secara nasional yang kemungkinan akan diperpanjang hingga 30 hari.

"Kami telah mencapai pengurangan total dalam kontak sosial," katanya.(*)

Baca Juga: Cerita Pilu Satpam Kampus yang Tetap Bekerja di Tengah Wabah Covid-19, Demi Nafkahi Istrinya yang Sakit Preeklamsia

#berantasstunting

#hadapicorona