Find Us On Social Media :

Penyebab Menkeu Jerman Bunuh Diri Padahal Tidak Terinfeksi Covid-19, Studi; Pandemi Berakibat Pada Kesehatan Mental

Menkeu di Jerman Bunuh Diri Diduga Khawatir Dampak Corona

GridHealth.id - Sabtu (28 Maret 2020) di tengah pandemi corona masyarakat Jerman Dikejutkan dengan Meninggalnya Menteri Keungan.

Bukan meningganya yang membuat banyak warga Jerman heran da kaget, tapi karena penyebab meninggalnya.

Sebab sang Menteri keuangan bukan meninggal karena virus corona.

Baca Juga: Bilik Desinfeksi Berbahaya juga Tidak Bisa Hilangkan Virus; Masyarakat Bisa Menolak Masuk ke Disinfectant Chamber

Menteri Keuangan Negara bagian Hesse, Jerman, Thomas Schaefer, diketaui meninggal dunia karena bunuh diri.

Thomas Schaefer, ditemukan tewas dekat rel kereta api pada hari Sabtu (28/3/20) waktu setempat.

Baca Juga: Aneka Makanan Sehat yang Baik Untuk Paru-paru Saat Pandemi Corona

Dilansir dari thelocal.de, kantor jaksa Wiesbaden meyakini bahwa Schaefer tewas akibat bunuh diri.

Penyebabnya bunuh diri langsung menjadi pusat perhatian masyarakat Jerman juga dunia.

Baca Juga: 5 Jam Tak Dapat Penanganan di RSUD dengan Status PDP Corona, Pemred Motor Plus Pertama Minta Maaf ke Jokowi Sebelum Meninggal

"Kita berada dalam shock, kita berada dalam ketidakpercayaan dan di atas semua kita sangat sedih," kata Bouffier dalam catatan pernyataan.

Menurut Bouffier, Schaefer merupakan kepala keuangan Hesse selama 10 tahun dan telah bekerja siang dan malam untuk membantu perusahaan dan pekerja menghadapi dampak ekonomi pandemi Covid-19.

"Hari ini kita harus berasumsi bahwa dia sangat khawatir," kata Bouffier.

Bouffier menyayangkan kepergiaannya yang begitu tragis, karena menurutnya sosok Schaefer sangat dibutuhkan disaat situasi seperti ini.

Baca Juga: Patut Ditiru, Kebiasaan Orang Jepang Hingga Bisa Menahan Laju Pandemi Virus Corona

"Justru pada saat sulit inilah kita membutuhkan seseorang seperti dia," tambahnya.

Menutup di usia 54 tahun, Schaefer meninggalkan seorang istri dan dua anak.

Baca Juga: Nenek 102 Tahun Ini Sembuh dari Covid-19, Diapun Lolos dari Wabah Flu Spanyol 1917

Hal yang dilakukan oleh Menteri Keuangan Jerman, Thomas Schaefer adalah satu peristiwa yang sangat disayangkan.

Pasalnya, pandemi global yaitu virus corona (Covid-19) memang merupakan wabah penyakit yang mengancam, bahkan bisa mengakibatkan orang yang terinfeksi jadi terbunuh.

Baca Juga: Dua Peneliti Universitas Airlangga Temukan Suplemen Lawan Virus Corona

Meski begitu, kita justru harus semakin kuat dalam menghadapinya.

Berulang kali World Health Organization (WHO) mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dan melakukan pencegahan penularan Covid-19.

Baca Juga: Bilik Desinfeksi Berbahaya juga Tidak Bisa Hilangkan Virus; Masyarakat Bisa Menolak Masuk ke Disinfectant Chamber

Namun menanggapi peristiwa kematian Schaefer yang diduga akibat rasa kekhawatiran, ini bisa terjadi akibat tekanan stres.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), datangnya virus corona (COVID-19) bisa menimbulkan stres bagi orang. Ketakutan dan kecemasan tentang penyakit luar biasa, seperti Covid-19 bisa menyebabkan emosi yang kuat pada orang dewasa maupun anak.

Baca Juga: Dulu Tentang Anies Baswedan Lockdown Jakarta, Kini Dokter Tirta Minta Viralkan Karantina Wilayah

Para peneliti telah menemukan bahwa beberapa individu mungkin mengalami masalah kesehatan mental untuk pertama kalinya selama pandemi. Masalah penyesuaian, depresi, dan kecemasan mungkin timbul.

Sebuah studi tahun 2017 yang tercatat dalam Bulletin of World Health Organization, menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah orang melaporkan kesehatan mental dan masalah psikososial selama wabah penyakit virus Ebola di Sierra Leone.

Senada dengan hal tersebut, sebuah studi tahun 2011 terkait wabah influenza H1N1 yang tercatat dalam J Ment Health juga menunjukkan peningkatan dalam berbagai gejala emosional, termasuk kelainan somatoform (gejala seperti rasa sakit dan kelelahan yang tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh penyebab fisik).

Baca Juga: Selama Pandemi Stop Mencium, Berciuman Bisa Sebabkan Penularan Covid-19

Baca Juga: 29 Maret 2020 Pasien Covid-19 di Indonesia Bertambah 130, Ini Strategi yang Dibagikan PSSI

Meski begitu, perasaan takut, cemas, dan sedih adalah normal selama pandemi. 

Tetapi dengan bersikap proaktif tentang kesehatan mental dapat membantu kita menjaga pikiran dan tubuh lebih kuat.

Oleh karenanya WHO berpesan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk minimalkan menonton, membaca atau mendengarkan berita tentang COVID-19 yang bisa menyebabkan kita merasa cemas atau tertekan.

Baca Juga: 6 Cara Mujarab Hadapi Stres Akibat Virus Corona Covid-19 Menurut WHO

Sebaliknya, WHO merekomendasikan untuk mencari informasi hanya dari sumber tepercaya dan terutama sehingga kita dapat mengambil langkah untuk mempersiapkan rencana dan melindungi diri dan orang yang dicintai dari penularan virus Covid-19.(*)

 #berantasstunting #hadapicorona