Find Us On Social Media :

Lockdown di India Kacau, Risiko Penyebaran Virus Corona Meningkat

Akibat lockdown banyak warga India berbondong-bondong mudik ke kampung halamannya.

GridHEALTH.idLockdown merupakan tindakan atau kondisi darurat di mana masyarakat dicegah untuk sementara waktu memasuki atau meninggalkan area atau bangunan terbatas selama terjadinya ancaman bahaya seperti pandemi virus corona (Covid-19). 

Itulah mengapa beberapa negara yang terjangkit virus corona mulai memberlakukan lockdown di wilayahnya masing-masing.

Sayang tindakan lockdown yang dilakukan India justru membuat kekacauan terjadi pada masyarakat.

Dilansir dari tribunnews.com (29/3/2020), demi memperlambat penyebaran virus corona, Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan lockdown selama 21 hari terhitung dari Selasa 24 Maret 2020 kemarin.

Bak petir disiang bolong, keputusan tersebut justru membuat jutaan orang di India kehilangan pekerjaannya.

Baca Juga: Penyebab Menkeu Jerman Bunuh Diri Padahal Tidak Terinfeksi Covid-19, Studi; Pandemi Berakibat Pada Kesehatan Mental

Baca Juga: Bilik Desinfeksi Berbahaya juga Tidak Bisa Hilangkan Virus; Masyarakat Bisa Menolak Masuk ke Disinfectant Chamber

Selain itu mereka juga terancam kelaparan karena selain tidak ada pemasukan, penjual bahan makanan pun tidak ada yang buka.

Alhasil kejadian tersebut membuat banyak warga memutuskan untuk mudik ke kampungnya masing-masing disaat aturan lockdown itu terapkan.

Baca Juga: Aneka Makanan Sehat yang Baik Untuk Paru-paru Saat Pandemi Corona

Apalagi para warga tidak punya cukup uang untuk bertahan hidup, mengingat banyak dari mereka yang hanya diupah harian saja.

Alih-alih meminimalisir penyebaran Covid-19, lockdown yang terjadi di India justru berimbas pada kerumunan yang terjadi di jalanan akibat pembatasan transportasi umum yang juga diputuskan pemerintah.

Baca Juga: Agar Tak Mudah Sakit, Tingkatkan Imunitas Tubuh di Saat Wabah Melanda

Kejadian ini tentu sangat berbahaya, sebab menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tindakan yang direkomendasikan untuk mencegah penyebaran Covid-19, yaitu dengan menunda, membatalkan, atau secara signifikan mengurangi jumlah kerumunan atau keramaian massal. 

Selain itu, dalam upaya physical distancing Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengimbau untuk mertahankan jarak setidaknya 1 meter (3 kaki) dengan orang yang batuk atau bersin.

Baca Juga: Patut Ditiru, Kebiasaan Orang Jepang Hingga Bisa Menahan Laju Pandemi Virus Corona

Melihat peristiwa tersebut, tentu kerumunan yang terjadi di India justru membuat risiko penyebaran virus corona menjadi meningkat.

Dilaporkan BBC, akibat keputusan lockdown yang diambil pemerintah India juga menyebabkan jutaan orang terancam kelaparan tanpa memiliki makanan.

Baca Juga: Nenek 102 Tahun Ini Sembuh dari Covid-19, Diapun Lolos dari Wabah Flu Spanyol 1917

Panic buying pun terjadi di beberapa tempat perbelanjaan dimana tampak antrean panjang masyarakat berjuang memborong barang dan kebutuhan pokok.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India melaporkan peningkatan kasus infeksi virus corona memang stabil setelah lockdown.

"Jumlah kasus Covid-19 meningkat, tapi peningkatannya tampaknya relatif stabil. Namun, ini hanya tren awal," kata seorang juru bicara.

Baca Juga: Dulu Tentang Anies Baswedan Lockdown Jakarta, Kini Dokter Tirta Minta Viralkan Karantina Wilayah

Menurut laporan terbaru oleh Dewan Penelitian Medis India (ICMR), sebanyak 27.688 tes virus corona telah dilakukan pada pukul 09.00 pagi, Jumat (27/3/2020).

"Sebanyak 691 orang telah dikonfirmasi positif di antara kasus yang diduga dan punya riwayat kontak dekat dengan pasien positif yang diketahui," demikian pernyataan ICMR.(*)

Baca Juga: Perintah Kemendagri Kepada Seluruh Kepala Daerah, Pendanaan Penanganan Covid-19 Dibebankan ke APBD

 #berantasstunting

#hadapicorona