Tapi, ternyata riset Kementerian Kesehatan menemukan gizi buruk hanya menyumbang 40% pada stunting.
Penyebab lebih besar pada pertumbuhan anak pendek tersebut, ternyata tidak adanya air bersih dan sanitasi buruk. Nilainya mencapai 60%.
Artinya, meski asupan gizi seorang anak yang baik, tapi jika dia berada di lingkungan yang air dan sanitasinya buruk, anak tersebut berisiko menderita stunting.
Ibaratnya, makanan yang bagus tapi dimakan dengan peralatan dan air yang kotor, membuat pencernaan tidak menyerap gizi dengan baik.
Padahal, stunting sangat berpengaruh pada kualitas generasi di masa mendatang.
Bappenas menghitung jika tidak diatasi sedini mungkin, stunting berpotensi menimbulkan kerugian sampai Rp 300 triliun.
Baca Juga: Menikah Selama 51 Tahun, Pasangan Ini Wafat Terpaut 6 Menit, Keduanya Menjadi Korban Covid-19
Itu baru dari sisi pemerintah. Dari sisi si anak sendiri, menjadi anak stunting memberikan kerugian yang juga tidak sedikit.