GriHEALTH.id - Penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia rupanya masih membuat sebagian masyarakat menjadi paranoid.
Hal itu terbukti dari banyaknya penolakan warga terhadap pemakaman jenazah Covid-19 yang terjadi di banyak daerah.
Bahkan jenazah yang tidak positif virus corona pun mendapatkan imbasnya.
Seperti yang dilaporkan sindonews.com (3/4/2020), dimana jenazah anak yang meninggal akibat leukemia alias kanker darah pun ikut mendapatkan penolakan warga.
Diketahui jenazah yang berinisial W (10) merupakan warga Pualu Sabutung, Desa Mattiro Lanka, Kecamatan Liukang Tupabiring Utara.
Pihak keluarga pun tak menyangka pemakaman W ini mendapat penolakan keras dari warga.
Apalagi sebelumnya keluarga almarhum juga kesulitan mendapatkan biaya untuk pemulangan jenazah anaknya, karena kedua orang tua pasien merupakan warga kurang mampu.
Baca Juga: Update Covid-19; Polusi Udara Jakarta Hilang, Warganya Sehat
Padahal W telah dipastikan meninggal karena kanker darah bukan virus corona.
Dikutip dari WebMD, leukemia adalah kanker sel darah yang disebabkan oleh banyaknya sel darah putih dalam tubuh.
Sel-sel darah putih berfungsi untuk melawan infeksi dalam tubuh, namun karena produksinya berlebihan malah dapat menyebabkan berkurangnya sel darah merah dan trombosit yang dibutuhkan tubuh, hingga akhirnya menyebabkan penyakit.
Sementara itu, rupanya kejadian ini dipicu oleh seliweran kabar yang menyebut bocah itu dirawat di RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar yang merupakan rujukan pasien corona.
“Informasi yang berkembang, almarhum saat dirawat berdekatan dengan pasien Covid-19,” kata Kepala Desa Mattiro Lanka, Muzakir.
Alhasil warga pun kukuh menolak pemakaman jenazah W di daerahnya.
Lebih mengkhawatirkan lagi, tak hanya ditolak di pemakaman Pulau Sabutung, daerah tempat tinggalnya.
Jenazah W juga ternyata ditolak warga di kampung orang tuanya di Pulau Polewali, Desa Mattiro Labangeng dengan berbagai alasan.
Setelah di tolak di dua pulau tersebut, jenazah bocah malang tersebut akhirnya di bawa ke kampung Majennang, Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro Pangkep di rumah kerabatnya dan dikuburkan di sana.(*)
Baca Juga: PSBB Hari Pertama Kondusif, Ojek Online Resah dan Mengeluh
#berantasstunting
#hadapicorona