Find Us On Social Media :

Pasien PDP Corona Di Samarinda Ngamuk Ancam Petugas Dengan Pecahan Kaca, Tak Mau Diisolasi

Tak terima, seorang PDP Covid-19 mengamuk saat akan diisolasi.

GridHEALTH.id - Kejadian tak terduga terjadi di rumah sakit rujukan pasien virus corona (Covid-19), RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat (10/4/2020).

Dimana pasien dalam pengawasan (PDP) corona disana mengamuk saat akan diisolasi di rumah sakit.

Bahkan PDP tersebut sempat mendobrak pintu ruang dan memecah kaca ruang isolasi sambil mengancam para tenaga medis.

Dilansir dari TribunMataram (13/4/2020), pasien tersebut diketahui pria berinisial N berusia 52 tahun.

N dinyatakan sebagai PDP setelah mengikuti Tabligh Akbar yang diadakan di Gowa beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Lagi-Lagi, Puluhan Warga Dinyatakan ODP Usai Hadiri Tahlilan Pasien Positif Covid-19

Baca Juga: Semua Pasien Sembuh, Kini Aceh Umumkan Pasien Nol Positif Covid-19

Setelah ditetapkan menjadi PDP, N awalnya menolak untuk diisolasi.

Namun demi mencegah penyabaran virus corona semakin meluas, proses isolasi dan perawatan harus dilakukan.

Tak terima diisolasi, N pun mulai mengamuk saat di rumah sakit.

Baca Juga: Akibat Berpesta Saat Pandemi Covid-19, Tamu Undangan Terinfeksi Corona, 3 Meninggal Dunia

Disana N memecahkan kaca rumah sakit dan mengancam akan melukai para tenaga medis dengan pecahan kaca.

Kejadian ini pun dibenarkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Samarinda, Osa Rafshodia.

“Dia (pasien) juga mengancam perawat pakai pecahan kaca,” ujarnya.

Baca Juga: Pro Kontra Usulan Ganjar Pranowo Soal TMP untuk Tenaga Medis

Alhasil petugas medis yang merasa terancam pun langsung menghubungi aparat kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda untuk mengamankan situasi.

Lewat aparat yang datang, pasien pun berhasil ditenangkan.

Akhirnya pihak berwenang memutuskan N untuk melakukan karantina mandiri di rumahnya selama satu bulan dibawah pengawasan dari petugas kesehatan.

“Dia kita berlakukan karantina wilayah selama 30 hari, dipulangkan tim dinkes bersama BPBD, Kepolisian,” ujar Osa.

Baca Juga: Sejak Covid-19 Omzet Pedagang Empon-empon Naik 200 Persen, Menurut SK Menkes Aman untuk Kesehatan, Buat Sendiri Yuk!

Terlepas dari itu, penyebaran virus corona (Covid-19), tak di pungkiri membuat banyak orang menjadi cemas, panik, dan gelisah.

Hal demikian juga dinyatakan oleh Center for Disease Control and Prevention (CDC), bahwa wabah penyakit virus corona (Covid-19) bisa menyebabkan stres bagi orang.

Setiap orang bereaksi berbeda terhadap situasi yang membuat stres, tergantung bagaimana kita merespons wabah virus corona tersebut.

Baca Juga: Kewalahan Menghadapi Covid-19, Mendagri Turki Mengundurkan diri

Menurut CDC, terdapat beberapa kategori orang yang mungkin merespons berlebihan terhadap tekanan krisis pada situasi wabah Covid-19, di antaranya:

- Orang yang menjadi pasien Covid-19.

- Orang yang lebih tua dan orang-orang dengan penyakit kronis yang berisiko lebih tinggi untuk Covid-19.

Baca Juga: Daun Laban Diyakini Bisa Mengobati Virus Corona Kini Banyak Diburu, Ditemukan Seorang Kakek Melalui Mimpi

- Anak-anak dan remaja.

- Orang-orang yang berada di garda depan yang menangani Covid-19, seperti dokter dan penyedia layanan kesehatan lainnya, atau responden pertama.

- Orang yang memiliki kondisi kesehatan mental termasuk masalah dengan penggunaan narkoba.(*)

Baca Juga: Puasa Aman bagi Penderita Penyakit Jantung, Begini Menu Makan saat Sahur dan Buka Puasa

 

 #berantasstunting

#hadapicorona