Find Us On Social Media :

Kriteria Pasien Corona Sembuh yang Bisa Donorkan Plasma Darah untuk Terapi Pengobatan

Wakil Kepala Rumah Sakit RSPAD Gatot Soebroto, Brigjen A Budi Sulistya, menjelasakan mekanisme terapi plasma darah sebagai salah satu metode penyembuhan pasien Covid-19 .

GridHEALTH.id - Harapan mengakhiri laju pandemi virus corona (Covid-19) terus meningkat. Hal itu terlihat dari angka pasien yang sembuh terus bertambah banyak.

Dimana menurut laporan ww.covid19.co.id, hingga Kamis (23/4/2020) pukul 08.00 WIB saja dari 7418 kasus yang ada, terdapat 913 pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh.

Selain itu, terapi plasma darah pasien sembuh Covid-19 pun menumbuhkan harapan semakin tinggi.

Sebab plasma dari setiap pasien yang sembuh dinilai mengandung antibodi yang dapat digunakan mengobati pasien Covid-19 lainnya.

Para ilmuwan dan tenaga medis, termasuk di RSPAD Gatot Subroto, saat ini tengah meneliti cara pengobatan ini.

Baca Juga: Peneliti Belgia Temukan Darah Onta Mengandung Antibodi Virus Corona

Baca Juga: Tiru Cara Iran Obati Pasien Covid-19, Indonesia Siapkan Terapi Plasma Darah

Menurut Wakil Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Brigjen A Budi Sulistya mengatakan, sejauh ini di RSPAD telah terdapat 4 pendonor mantan pasien Covid-19 yang siap diambil plasmanya.

"Saat ini sudah terkumpul 4 pendonor yang siap, dan saya menilai dari jatah yang ada yang masuk ke kami semakin banyak pasien-pasien yang sembuh dari Covid-19 ingin menjadi donor," terangnya.

"Tentu kami mempunyai kriteria inklusi, ada kriteria donor tersebut bisa kita ambil atau tidak," tambahnya.

Baca Juga: Regulasi Persalinan Saat Pandemi Covid-19 Membuat Mona Ratuliu Gamang, Ternyata Seperti Ini

Meski begitu, tidak semua sampel plasma dari pasien sembuh bisa digunakan sebagai donor sebab ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi.

Sebelum diambil plasmanya, sampel darah tentu saja di screening telebih dahulu untuk memastikan aman dari berbagai infeksi penyakit.

Setelah itu, barulah darah bisa diekstrak dan diambil plasmanya.

"Jadi prinsipnya hampir sama dengan donor darah, pada awalnya kita ambil untuk dilakukan screening untuk dilakukan pemeriksaan adanya infeksi melalui transfusi darah."

Baca Juga: Makan Gorengan Tak Bisa Dihindari, Ini Triknya Agar Puasa Tetap Sehat

"Sehingga sampel ini benar-benar aman, nanti diperiksa untuk dipinggirkan dari HIV, HBsAG, HCV, kemudian termasuk Sifilis dan sebagainya supaya sampel ini aman.

"Setelah memenuhi kriteria baru kita melakukan pengambilan plasma, kita ambil sebanyak 200 cc plasma,"

Dijelaskan pula, plasma merupakan komponen dalam darah yang mengandung antibodi.

Dengan mengekstrak plasmanya, maka akan diperoleh plasma yang mengandung antibodi untuk dilakukan imunisasi kepada pasien Covid-19.

Baca Juga: Obat Herbal yang Disarankan BPOM Untuk Menangkal Virus Corona

"Kenapa plasma, di dalam darah itu ada banyak komponen, ada plasma, eritrosit, leukosit, nah ini di pisahkan, karena antibodi ini di plasma," terang Brigjen Budi.

"Sehingga dengan mengekstrak plasmanya itu kita memperoleh plasma yang mengandung antibodi," tandasnya.(*)

Baca Juga: Anies Baswedan Perpanjang PSBB Jakarta Hingga Jelang Lebaran 2020, Keputusan Diambil Usai Diskusi dengan Ahli Penyakit Menular

 #berantasstunting

#hadapicorona