Find Us On Social Media :

Lagi, Bukti China Tak Jujur Soal Virus Corona, Ternyata Sudah Ada Korban Sejak November 2019

Oleh banyak negara, China dituding banyak bohong dan tidak transparan soal virus corona.

 

GridHEALTH.id - Sejak kasus virus corona merebak, mulai dari Wuhan di China hingga menelan korban ratusan ribu tewas di seantero dunia, China dituduh selalu menyembunyikan fakta soal virus ini.

Mulai asal-usul virus ini, yang diduga bukan dari kelelawar tetapi buatan manusia, jumlah korban tewas yang berubah-ubah, cara memperlakukan jenazah  korban virus corona, hingga tak jelas kapan virus corona ini muncul dan dimulai.

Kini ketidakjujuran China juga muncul kembali tentang korban pertama yang muncul. Menurut situs web World Health Organisation (WHO), kasus COVID-19 pertama kali dikonfirmasi di China pada 8 Desember 2019 lalu.

Namun, baru-baru ini menurut laporan dari data pemerintah yang dihimpun South China Morning Post, kasus pertama pasien COVID-19 sudah ada pada 17 November 2019 lalu.

 Menurut data pemerintah yang dikutip oleh South China Morning Post, pasien pertama dari COVID-19 merupakan pria berusia 55 tahun yang berasal dari Provinsi Hubei.

Sejak tanggal tersebut (17 November 2019), satu hingga lima kasus baru dilaporkan setiap hari.

Hingga pada 15 Desember tercatat ada 27 kasus pasien positif COVID-19. Dan kembali bertambah menjadi 60 pasien di tanggal 20 Desember 2019.

Baca Juga: Studi : Tidur Tengkurap Kurangi Rasa Kesakitan Pasien Covid-19

Baca Juga: Kualitas dan Kuantitas ASI Mudah Didapat Dari 3 Sumber Makanan Ini

Peningkatan drastis terjadi seminggu setelahnya atau pada 27 Desember, yang mana kasus meningkat menjadi lebih dari 180 orang terpapar virus COVID-19.

Pada saat itu, Dokter dari Rumah Sakit Pengobatan Terpadu di Provinsi Hubei, Zhang Jixian memberi tahu otoritas kesehatan China bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh virus corona baru.

 Angka kemudian kembali meningkat di akhir tahun 2019, yang tercatat ada 266 kasus virus corona. Dan pada 1 Januari 2020 tercatat jumlah pasien akibat virus ini mencapai 381 orang.

 Namun sebuah laporan yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet oleh para dokter di Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan menyebut, mereka merawat pasien pertama terinfeksi virus ini pada 1 Desember 2019.

Di sisi lain, dr. Ai Fen, yang pertama kali mengungkapkan tentang virus baru ini, kepada People menjelaskan, sebuah hasil tes menunjukkan seorang pasien di Rumah Sakit Pusat Wuhan didiagnosa tertular virus corona yang tidak diketahui, pada 16 Desember lalu.

Hingga pada akhir Desember 2019 lalu, tim medis di Wuhan baru menyadari adanya penyakit baru ini.

Baca Juga: Studi : Susu, Yoghurt dan Keju Dapat Mencegah Risiko Munculnya Stroke

 

Laporan sebelumnya mengatakan meskipun dokter di sana telah mengumpulkan sampel dari kasus yang dicurigai virus corona pada akhir Desember, para dokter tersebut tidak dapat mengonfirmasi temuan mereka.

Hal ini karena mereka terhambat oleh sistem birokrasi, seperti harus mendapatkan persetujuan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, yang membutuhkan waktu  berhari-hari. 

Para tenaga medis ini juga diperintahkan untuk tidak mengungkapkan informasi tentang penyakit itu kepada publik.

Baca Juga: Koma Diabetes Paling Ditakuti Penderita Diabetes, Apa Penyebabnya?

Baca Juga: 3 Jenis Kontrasepsi Aman Setelah Melahirkan, Tak Mengganggu ASI

Hingga 11 Januari, otoritas kesehatan Wuhan masih mengklaim hanya ada 41 kasus virus corona yang terkonfirmasi, yang mungkin juga data yang bukan sebenarnya.(*)

#berantasstunting #hadapicorona