Find Us On Social Media :

Sebagai Negara Riset Kelas Dunia, Singapura Prediksi Akhir Pandemi Corona Indonesia 1 Bulan Kedepan

Kapan pandemi corona Covid-19 di Indonesia berakhir?

GridHEALTH.id – Negara riset yang mendunia dan duakui oleh dunia salah satunya adalah tetangga kita, Singapura.

Dua perguruan tinggi di Singapura, melansir Kompasiana dengan judul artikel Singapura Menjadi Negara Riset Kelas Dunia, telah mencetak SDM berkemampuan riset.

Mereka menempati posisi tinggi dalam peringkat universitas dunia yang disusun oleh Times Higher Education tahun 2016, yaitu National University of Singapore (ke-26), dan Nanyang Technical University (ke-55).

Baca Juga: Mengerikan! Brigjen Pol Krishna Murti Unggah Penampakan Lendir Corona Pasien Covid-19

Bukti lainnya adalah banyak perusahaan multinasional yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga riset Singapura, seperti Applied Materials, Airbus, Boeing, Rolls-Royce dan lain-lain.

Beberapa universitas terkemuka dunia seperti MIT, Cambridge University, ETH Zurich juga bekerja sama dengan perguruan tinggi Singapura melakukan riset pada bidang-bidang tertentu.

Mengenai pandemi corona sendiri, berdasarkan hasil estimasi data dari 24 April, Universitas Teknologi dan Desain Singapura (SUTD) memprediksi pandemi virus corona Covid-19 di Indonesia akan berakhir satu bulan ke depan di tahun ini.

Baca Juga: WHO Ingatkan Covid-19 Belum Capai Puncak Pandemi, Kebijakan Buka Lockdown Bisa Berbahaya

Baca Juga: Jangan Sedih, Kesuburan Wanita Menurun Akibat Menopause Dini Bisa Diatasi dengan Cara Ini

Dalam keterangannya, SUTD menyebut analisis dan prediksi hanya untuk tujuan pendidikan dan penelitian.

Mengutip dari CNNIndonesia.com, ( 26 April 2020), SUTD menggunakan model SIR (susceptible-infected-recovered) dalam risetnya itu, yang diregresikan berdasarkan data dari berbagai negara untuk memperkirakan kurva siklus hidup pandemi, juga memprediksi kapan pandemi tersebut akan berakhir.

Khusus untuk Indonesia, SUTD menyampaikan pandemi akan berakhir sekitar tanggal 3 Juni 2020. Adapun puncak pandemi, SUTD memprediksi sudah terjadi sekitar tanggal 19-21 April 2020.

Dari sejumlah negara Asia Tenggara yang diprediksi itu, Indonesia merupakan negara paling terakhir yang mengakhiri pandemi.

Baca Juga: Wajib Ada saat Sahur, 6 Buah-buahan Bernutrisi Ini Berikan Cadangan Energi selama Puasa

Baca Juga: Fakta Banyak Makan Nasi Saat Sahur, Puasa Jadi Kuat? Justru Penyakit yang Datang

SUTD menyampaikan Malaysia akan mengakhiri pandemi pada 5 Mei, Filipina 7 Mei, dan Singapura 13 Mei 2020.

Dalam data yang dipublikasikan itu, SUTD menyampaikan Amerika Serikat yang kini menjadi negara dengan jumlah korban meninggal akibat Covid-19 paling banyak di dunia akan mengakhiri pandemi pada 9 Mei 2020.

Adapun Spanyol diprediksi mengakhiri pandemi pada 1 Mei, Italia pada 4 Mei, Prancis pada 3 Mei, Jerman pada 30 April, Inggris pada 13 Mei, Turki pada 15 Mei, Iran pada 10 Mei, Rusia pada 21 Mei, Kanada pada 16 Mei, Arab Saudi pada 1 Juni, dan Jepang pada 9 Mei.

Selanjutnya, Uni Emirat Arab pada 15 Mei, Sudan pada 4 Mei, Mesir pada 20 Mei, Yordania pada 19 April, India pada 20 Mei, Pakistan pada 3 Juni, Bahrain pada 3 Juni, Libanon pada 22 April, Australia pada 13 April, dan Kuwait pada 29 Mei.

Baca Juga: Tingkat Kesembuhan Melonjak Pesat, Malaysia Nyatakan 70 Persen Kasus Baru Corona Berasal dari Indonesia

Baca Juga: Tingkat Kesembuhan Melonjak Pesat, Malaysia Nyatakan 70 Persen Kasus Baru Corona Berasal dari Indonesia

Sedangkan Qatar yang kini hanya memiliki 10 kasus kematian Covid-19 diprediksi akan mengakhiri pandemi lebih lama dari seluruh negara yang diprediksi, yakni pada 8 Juli 2020.

Mengenai prediksi tersebut sejumlah pihak meragukan prediksi yang dilakukan SUTD, terutama terkait metode yang jadi patokan.

Salah satunya yang meragukan adalah epidemolog Indonesia, Dicky Budiman. Dirinya menyangsikan akurasi estimasi tersebut.

Baca Juga: Keseringan Pakai Masker Bisa Timbulkan Masalah Kulit , Ini Tips Agar Wajah Tetap Mulus

Baca Juga: Pemerintah Chile Sebut, Setelah Sembuh Pasien Covid-19 Bisa Kebal 3 Bulan

Dicky menilai kurva estimasi yang dipublikasikan oleh SUTD adalah untuk tujuan pendidikan dan riset. Dengan demikian, dia beranggapan sejak awal penyusun sudah memahami bahwa estimasi itu, sebagaimana prediksi lainnya tidak bisa jadi rujukan pasti atau harus terus diperbarui sesuai perkembangan Covid-19 itu sendiri.

"Secara umum prediksinya masuk akal dengan persyaratan adanya intervensi yang maksimal di tes tracing isolate dan social physical distancing," ujar Dicky kepada CNNIndonesia.com, Minggu (26/4).

Baca Juga: Update PSBB; Wali Kota Tangerang Klaim Berhasil Tekan Angka Covid-19

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Mulai Melambat, Bagaiamana dengan Jumlah ODP dan PDP di Ibu Kota?

Meski demikian, Dicky mengingatkan ada beberapa catatan khusus untuk negara kepulauan seperti Indonesia. Pola kurva antar wilayah atau provinsi di Indonesia bisa sangat berbeda.

Selain itu, Dicky menyebut dalam pemodelan pandemi ada hal yang harus diperhatikan, yaitu kontekstualisasi atas model tersebut. Kontekstualisasi yang dimaksud adalah terkait temuan-temuan terakhir.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona