GridHEALTH.id - Sebagai negara pertama yang menyebarkan virus corona (SARS-CoV-2) di dunia, Negara Tirai Bambu China akhirnya mulai membuat alat tes corona.
Bahkan jutaan alat tes corona dari China ini sudah diekspor ke berbagai negara besar di dunia, seperti Amerika Serikat, beberapa negara di Eropa, bahkan Indonesia.
Baca Juga: Alat Tes Covid-19 Tak Akurat, Inggris Minta China Kembalikan Uangnya
Sayangnya, beberapa negara besar tersebut malah menyebut bahwa alat tes corona dari China tidak akurat.
Hingga saat ini, setidaknya ada 6 negara di dunia yang menolak penggunaan alat tes corona tersebut hingga memebatalkan pesanannya.
Parahnya, ada negara yang ingin meminta uang pesanannya dikembalikan.
Adapun 6 negara tersebut diantaranya:
1. India
Baru-baru ini, India telah membatalkan pesanan sekitar 500.000 alat tes Covid-19 dari China.
Otoritas terkait di New Delhi juga dikabarkan telah menarik alat tes virus corona yang sudah digunakan di beberapa negara bagian.
Alat tes Covid-19 ini membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk memberikan hasil, dan seharusnya bisa mendeteksi antibodi dalam darah orang yang diduga terinfeksi.
Baca Juga: Sahur Mepet Imsak Ternyata Tidak Dianjurkan Pakar, Ini Alasannya
"Kualitas produk medis yang diekspor dari China telah diprioritaskan. Tidak adil dan tidak bertanggung jawab bagi individu-individu tertentu untuk menyebut produk China 'cacat' dan melihat masalah dengan prasangka pre-emptive," kata juru bicara kedutaan besar China, Ji Rong, dalam pernyataan yang dirilis Selasa (28/4/2020).
Bahkan, pejabat India hanya bisa mendapat akurasi 5% dari alat tes corona dar China tersebut.
2. Spanyol
Pemerintah Spanyol memilih untuk mengembalikan 58.000 alat tes corona dari China.
Dikutip dari GridHEALTH.id, Klinik Masyarakat Spanyol untuk Penyakit Menular dan Mikrobiologi mengeluarkan rekomendasi setelah terungkap bahwa alat tes dari perusahaan Cina Bioeasy menunjukkan sensitivitas 30%.
Artinya, hanya 30% dari mereka yang memiliki Covid-19 dinyatakan positif.
Baca Juga: Alat Tes Cepat Produk China yang Dibeli Spanyol Gagal Deteksi Positif Virus Corona
Padahal sebagian besar (alat) tes, termasuk tes influenza cepat di Amerika Serikat, memerlukan sensitivitas minimum 80%.
Tak ayal, pejabat kesehatan Spanyol segera merekomendasikan agar dokter menghentikan semua penggunaan alat tes virus corona respons cepat setelah sejumlah yang dibeli dari China gagal mengidentifikasi orang yang tertular.
3. Belanda
Tak hanya alat tes corona, pemerintah Belanda pun meolak masker buatan Negeri Tirai Bambu tersebut.
Pemerintah Belanda menilai kualitas serta akurasi dari alat uji penularan virus corona itu disebut berada di bawah standar untuk mengetahui kondisi pasien terjangkit virus.
Bahkan Belanda juga telah menarik kembali sekitar 600 ribu masker medis N95 buatan China, karena dianggap tidak sesuai dengan standar keamanan.
4. Australia
Pasukan perbatasan Australia telah menyita ratusan alat pengujian virus corona (Covid-19) asal Tiongkok dan Hong Kong.
Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton Minggu (5/4/2020) mengimbau pada warganya untuk waspada terhadap tes semacam itu.
Pemerintah menganggap alat tes corona dari China berbahaya karena menimbulkan risiko serius bagi kesehatan masyarakat.
5. Inggris
Tak ubahnya dengan keempat negara besar lainnya, Pemerintah Inggris pun kebagian apes.
Baca Juga: Penjagaan Pelabuhan Merak Kewalahan, Pemudik dari Jakarta Diperbolehkan Menyeberang ke Sumatera
Bahkan pemerintah Inggris ingin uangnya dikembalikan oleh China setelah 3,5 juta tes antibodi yang dibelinya dinilai tak akurat.
Departemen Kesehatan Inggris mengaku tidak ada satupun alat tes yang dipesan dari produsen China pada Maret lalu, lulus saat pemeriksaan akurasi.
Terlepas dari 5 negara yang menolah hingga menyebutnya tidak akurat, namun belum lama ini Arab Saudi malah mendatangkan 9 juta alat tes corona dari China. (*)
#hadapicorona #berantasstunting