Find Us On Social Media :

Jemput Santri Positif Covid-19, Bupati Madiun Dituding Menyakiti dan Zalim

Bupati Madiun mendapat penolakan keras saat akan menjemput seorang santri yang positif Covid-19.

GridHEALTH.id - Bukannya mendapat dukungan, Bupati Madiun Ahmad Dawami justru dituding telah menyakiti dan menzalimi saat menjemput santri asal Temboro yang positif virus corona.

Bahkan pria yang akrab disapa Kaji Mbing ini sempat dibacakan doa dengan keras oleh keluarga santri tersebut seraya menghalangi proses penjemputan.

Diketahui kejadian ini bermula ketika Kaji Mbing mendapat laporan adanya petugas medis yang dihalang-halangi saat akan mengevakuasi seorang santri yang positif Covid-19.

Menanggapi hal itu, akhirnya sang Bupati mendatangi rumah santri itu di Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan.

Sesampainya dilokasi, Kaji Mbing langsung mendapat penolakan dari orangtua santri yang kekeh menyebut anaknya tidak sakit.

Baca Juga: Anies Baswedan Tidak Main-main dalam PSBB Covid-19, Keluar Masuk DKI Jakarta ada Syaratnya

Baca Juga: Sebelum Meninggal Anak Ungkap Henky Solaiman Butuh Donor Darah Golongan AB

Baca Juga: Mengerikan, Ini yang Terjadi Akibat LockDown karena Covid-19 di Dalam Bioskop dan Mal

Sementara santri yang dinyatakan positif Covid-19 itu diketahui memang tidak mengalami gejala sakit yang mengarah ke corona atau orang tanpa gejala (OTG).

“Kami pun sudah menjelaskan bahwa anaknya termasuk pasien yang positif, namun tidak memiliki gejala klinis Covid-19. Mereka tetap bersikukuh anaknya dalam kondisi sehat dan tidak sakit,” ungkap Kaji Mbing dilansir dari kepada Kompas.com (15/5/2020).

Tak hanya dihadang, ayah kandung dari santri itu sempat membaca doa dengan suara keras yang menuding orang nomor satu di Madiun itu menyakiti dan menzalimi keluarga mereka.

Baca Juga: Seorang Pasien Covid-19 Alami Stroke, Ancaman Baru Bagi Pasien Usia Muda Saat Pandemi

Padahal, kedatangan Kaji Mbing dan petugas untuk menyelamatkan anaknya yang terjangkit virus yang sudah banyak memakan korban jiwa.

“Justru mereka malah memiliki paham tersendiri yang katanya saya malah menyakiti, menzalimi. Tetapi, saya sampaikan yang namanya pemerintah pasti tidak akan menjerumuskan masyarakatnya,” ujar Kaji Mbing.

Baca Juga: Waspada Bisul Berulang Bisa Sebabkan Infeksi pada Penderita Diabetes, Jaringan Kulit Suti Karno Sampai Mati

Kejadian ini tentu sangat disayangkan, pasalnya masyarakat perlu mengetahui bahwa virus corona ini tidak hanya ditularkan oleh orang yang sakit saja.

Tapi orang tanpa gejala (OTG) pun sangat memungkinkan untuk menularkan virusnya.

Bahkan OTG disebut-sebut sebagai pembawa (carrier) virus corona yang paling membahayakan karena sangat sulit untuk dideteksi.

Baca Juga: 3 Hal Penting yang Perlu Diperhatikan Saat Puasa Di Tengah Pandemi Virus Corona

Terlebih menurut Prof Jonathan Ball selaku ahli virus dari Universitas Nottingham kepada BBC, perawatan berupa karantina atau isolasi pasien sangat berguna untuk meminimalisir penyebaran virus corona.

Sebab diketahui virus corona sangat cepat sekali penularannya.

Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), penularan virus corona antar manusia sering terjadi dalam kontak dekat, yakni sekitar 1,8 meter.

Baca Juga: Mengerikan, Ini yang Terjadi Akibat LockDown karena Covid-19 di Dalam Bioskop dan Mal

Baca Juga: Bahaya Sering Makan Daging Merah, Tingkatkan Risiko Kematian seperti Aktor Henky Solaiman 

Mereka yang dirawat inap atau dikarantina nantinya diberikan perawatan untuk melawan gejala-gejala penyakit, selagi sistem kekebalan tubuh mereka memerangi virus.

Apalagi dalam beberapa kasus pasien Covid-19 bisa mengalami pneumonia, sehingga membuatnya membutuhkan alat bantu pernapasan oksigen bahkan sampai seperti ventilator.

"Jika seorang pasien menunjukkan gejala [kesulitan] bernapas, mereka [pihak rumah sakit] akan memberi bantuan untuk bernapas. Jika ada tekanan pada organ tubuh, mereka akan mencoba mendukung tubuh untuk meringankan tekanan," kata Prof Ball.

Baca Juga: Waspada, Stroke Menjadi Ancaman Baru Bagi Pasien Covid-19 Berusia Muda

Baca Juga: Belajar Di Rumah yang Ditetapkan Pemerintah karena Pandemi Covid-19, Pelajar SMP-SMA Malah Banyak yang Hamil

Sehingga seorang pasien yang dinyatakan positif virus corona sebaiknya tidak menolak untuk dikarantina ataupun diisolasi.

Untungnya, setelah beradu argumentasi selama satu jam, akhirnya kedua orangtua santri itu menyerahkan anaknya untuk diisolasi ke RSUD Dolopo Madiun, sampai nanti dinyatakan sembuh dari Covid-19.(*)

Baca Juga: Makanan Inflasi Ini Picu Sel Kanker Makin Ganas, Henky Solaiman Meninggal karena Kanker Usus

 #berantasstunting

#hadapicorona