GridHEALTH.id - Upaya larangan mudik yang dilakukan pemerintah beserta jajaran TNI, Polri, dan Kemenhub untuk memutus rantai penyebaran virus corona di Tanah Air dinilai belum maksimal.
Pasalnya, sekitar 3 bulan lalu, beberapa pengendara sepeda motor dan mobil berhasil menerobos barikade check point di Pelabuhan Merak, Banten.
Baca Juga: Penjagaan Pelabuhan Merak Kewalahan, Pemudik dari Jakarta Diperbolehkan Menyeberang ke Sumatera
Para pemudik ini rupanya tancap gas dan nekat menerobos pulang ke Sumatera tersebut terjadi pada Selasa (28/4) dini hari.
Bahkan hingga saat ini, ratusan pemudik masih memadati Pelabuhan Bakauheni dan Pelabuhan Merak untuk menyeberang ke kampung halaman.
Sayangnya, dibalik aksi nekat para pemudik tersebut baru-baru ini ditemukan bahwa 90% kasus positif Covid-19 di Riau, Sumatera Barat berasal dari para pemudik.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Riau, dr Indra Yovi mengungkapkan bahwa 90% kasus positif Covid-19 berasal dari masyarakat yang melakukan mudik atau pulang kampung ke Riau.
Hal ini berdasarkan data per Senin (18/5/2020), di mana kasus positif Covid-19 sudah mencapai 101 kasus, dengan rincian 34 dirawat, 61 sembuh dan dipulangkan, serta 6 orang meninggal dunia.
Baca Juga: Update Covid-19; Indonesia Masuk Kategori 'Countries That Need To Take Action'
"Kita ketahui dalam dua pekan terakhir ini, di Provinsi Riau mendapatkan kasus positif 90 persennya itu impor semuanya. Di antara itu, ada yang dari Sukabumi, Jawa Timur, Palembang, Medan dan Padang," ucap Yovi, dikutip dari Kompas.com.
Kepulangan warga dari 5 daerah tersebut menjadi klaster penularan virus corona.
Ada pun klaster penularan terbanyak, yaitu kepulangan santri dari Pondok Pesantren Al Fatah Temboro, Magetan, Jawa Timur, tercatat sebanyak 25 orang.
Baca Juga: Cegah Corona di Lingkungan Sekolah, Penting Terapkan Hal Berikut
Menurut dokter spesialis paru ini, jika masyarakat tidak disiplin menjalani protokol kesehatan, maka penularan Covid-19 akan bisa terus bertambah.
"Kita harus melarang keluarga kita yang di perantauan untuk tidak mudik dulu. Karena, kalau tidak mengikuti protokol kesehatan dan imbauan pemerintah, maka bisa diprediksi tujuh hari setelah lebaran, Riau dalam kondisi bahaya penyebaran Covid-19," kata Yovi.
Ia berharap hal ini harus diperhatikan oleh masyarakat.
Sebab, menurutnya, tenaga medis, perawat dan petugas rumah sakit tentunya hanya bisa mengimbau masyarakat agar tidak mudik dan juga menerapkan physical distancing atau jaga jarak fisik.
"Ini merupakan kepentingan masyarakat, bahwasannya yang kami lihat bagaimana tertekannya pasien positif Covid-19 saat ini. Pesan kami, jangan menganggap remeh akan penyakit penyebaran pandemi Covid-19 ini," imbau Yovi.
Berkaca dari kasus virus corona di Riau, Sumatera Barat, ada baiknya untuk tetap mematuhi pemerintah terkait larangan mudik. (*)
#hadapicorona #berantasstunting