Find Us On Social Media :

Hari Hipertensi Dunia: Selama Pandemi Covid-19, Penderita Hipertensi Wajib Rutin Cek Tekanan Darah, Ini Alasannya

Darah tinggi meningkatkan risiko pasien virus corona meninggal dunia.

Dari populasi hipertensi tersebut, hanya sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan hanya 54,4% dari yang terdiagnosis hipertensi rutin minum obat.

Dalam rangka merayakan Hari Hipertensi Dunia yang jatuh pada tanggal 17 Mei, dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, FINASIM, President Indonesian Society of Hypertension (InaSH) atau Perhimpunan Dokter Hipertensi (PERHI) mengatakan,

“Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang mengakibatkan meningkatnya angka kesakitan dan kematian serta beban biaya kesehatan. 

Hipertensi tidak bergejala (silent killer) dan merusak organ-organ penting antara lain otak, jantung, ginjal, pembuluh darah besar sampai ke pembuluh darah kecil.

Pada Annual Meeting ke-13 Februari tahun 2019 yang lalu, PERHI meluncurkan Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi yang menggarisbawahi bahwa diagnosis hipertensi sangat ditentukan oleh Man, Material, Method (3M) yaitu dokter dan pasien, alat pengukur dan pengukurannya termasuk persiapannya.

 

Pemeriksaan Tekanan Darah di Rumah (PTDR) berperan cukup penting untuk deteksi, diagnosis dan evaluasi terapi yang efektif serta bermanfaat memberikan gambaran variabilitas tekanan darah.”

 Baca Juga: Ini Alasannya Mengapa Puasa Bisa Tingkatkan Imunitas Tubuh Hingga Jarang Sakit 

Baca Juga: Proyek Bill Gates Untuk Danai Riset Virus Corona Dihentikan, Ada Apa?

Baca Juga: Berdamai Dengan Virus Corona Ramai Didengungkan di Indonesia, WHO Ingatkan Bahaya Herd Immunity

 

Ia melanjutkan, “Terdapat kasus khusus, yaitu pada pasien yang diagnosis hipertensinya ‘meragukan’ misalnya pre hypertension atau border-line hypertension, white-coat hypertension (tekanan darah tinggi bila diukur di klinik) atau masked hypertension (tekanan darah justru tinggi bila di luar klinik/di rumah).