Find Us On Social Media :

Covid-19 Melanda, Dokter Kulit Hitam di Amerika Ini Mengambil Langkah Dramatis di Atas Kapal Pesiar

Dokter James 'Charlie' Mahoney semasa hidup, saat merawat pasien Covi-19 di rumah sakit.

GridHEALTH.id - Panggilan profesi sebagai seorang dokter profesiaonal sudah menjadi bagian hidupnya.

Karenanya, saat dia sudah berencana pensiun bekerja di rumah sakit, dan sudah siap berangkat untuk liburan awal tahun bersama keluarga sekaligus merayakan pensiunnya, dirinya memilih kembali masuk rumah sakit menangani pasien dan mebatalkan semua rencana karena ada wabah Covid-19.

Baca Juga: Puasa Lebih dari 15 Jam, Para Tenaga Medis Acungkan Jempol dan Bersyukur Bisa Buka Puasa Jam 7 Malam Lewat

Akhirnya saat kembali bertugas itulah sang dokter meninggal dunia.

Akhirnya dirinya benar-benar pensiun abadi dengan meninggalkan kisah patriot dan haru.

Dia adalah dokter James 'Charlie' Mahoney dari rumah sakit New York, Amerika.

Baca Juga: Jelang Akhir Ramadhan, Bolehkah Jabat Tangan saat Bayar Zakat di Tengah Pandemi Corona?

Baca Juga: Ternyata Warga Korsel pun Bandel, Gym Tetap Buka Saat Pandemi Covid-19, Walhasil 8 Orang Terinfeksi

Dirinya bisa mengambil keputusan dramatis demi menolong sesama saat sudah berada di dalam kapal pesiar Karibia bersama keluarganya untuk liburan pada Januari 2020 bersama keluarganya.

Diketahui, melansir Intisari.id (20 Mei 2020) dokter James 'Charlie' Mahoney telah bekerja di unit perawatan intensif di SUNY Downstate Medical Center selama hampir empat dekade, merawat pasien melalui epidemi HIV / AIDS dan flu babi.

Baca Juga: Terima Ajakan Dokter Tirta, Indira Kalistha & Aa Utap Jadi Relawan Covid-19: ' Kami Akan Membantu dengan Menjalani Pola Hidup Bersih dan Sehat'

Saat itu semua sudah terlewati, dirinya ingin pensiun. Tapi pandemi virus corona muncul dan menyebar.

Keluarga James tetap menginginkannya untuk pensiun.

Bahkan bosnya mengatakan bahwa dokter yang lebih tua diperbolehkan untuk mundur mengatasi virus corona.

Namun James Mahoney menolak.

Baca Juga: Terima Ajakan Dokter Tirta, Indira Kalistha & Aa Utap Jadi Relawan Covid-19: ' Kami Akan Membantu dengan Menjalani Pola Hidup Bersih dan Sehat'

Baca Juga: Hari Hipertensi Dunia 2020, Tekanan Darah Tinggi Komorbid Berbahaya Bagi Covid-19

Dan sampai batas tertentu, kolega dan keluarganya tahu dia akhirnya memilih berjuang di garda depan.

"Dia memberikan segalanya untuk rumah sakit itu," kata keluarganya kepada The Washington Post.

"Dia berikan nyawanya untuk rumah sakit itu."

Baca Juga: Warga Padati Pusat Perbelanjaan, Kasir Mal Ini Dikabarkan Meninggal Akibat Positif Covid-19

James kemudian bekerja sepenuh hati, dia menangani pasien covid-19 yang membutuhkan perawatan kritis setiap jam.

Dia bekerja dan terus bekerja sampai akhirnya pada pertengahan april, melansir The Guardian (12 Mei 2020), demam mulai menjangkitinya dan tak pernah membaik.

Pria berusia 62 tahun itu meninggal karena terinfeksi virus corona pada 27 April, dengan rekan-rekannya yang terkasih - keluarga keduanya - di sisinya.

Baca Juga: Membuat Ketupat Sendiri dengan Beras Pulen, Anti Gagal dan Anti Basi

Baca Juga: PSBB Jakarta Diperpanjang sampai 4 Juni, Anies Baswedan Sebut 'New Normal' Akan Diberlakukan

Sejak James dibawa ke ruang gawat darurat, karena sesak napas.

Dia dirawat oleh rekan-rekannya di rumah sakit yang sama di mana dia bekerja dan belajar sejak 1982, saat masih menjadi mahasiswa kedokteran.

James akhirnya meninggal dan diantarkan empat rekan terdekatnya secara pribadi ke Manhattan menggunakan dua ambulan.

Baca Juga: Habiskan Rp 134 Miliar, Konglomerat Amerika Sibuk Cari Bungker Mewah untuk Selamatkan Diri dari Paparan Virus Corona

James meninggalkan tiga anak, empat saudara kandung, ayahnya, dan pasangannya yang merupakan seorang perawat.

Semua berduka akibat kematian ini.

James sangat setia dan mengabdikan hidupnya untuk rumah sakit tempat dirinya bekerja.

Sampai akhir, James bersikeras dia tidak ingin meninggalkan rumah sakit.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona