Find Us On Social Media :

Kementan Punya Antivirus Corona dan Sudah Dipatenkan, Ada yang Berbentuk Balsam Sampai Kalung

Kementan patenkan antivirus Corona.

GridHEALTH.id - Siapa sangka, Kementerian Pertanian (Kementan) RI rupanya telah mematenkan formula antivirus untuk menangkal virus corona (Covid-19).

Antivirus ini dibagi menjadi 5 jenis produk, yakni roll on, inhaler, balsam, kalung, serta aroma terapi tetes.

Tiga diantaranya telah dipatenkan, termasuk antivirus jenis aroma terapi.

Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Balitbangtan Kementan Fadjry Djufry, Selasa (19/5/2020).

"Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sudah berhasil memproduksi antivirus Eucalyptus, namun masih prototype. Produk yang sudah berhasil dipatenkan ada 3 jenis, yang aroma terapi, inhaler dan sebuk (kalung)," ujar Fadjry.

Baca Juga: Langgar Aturan dan Mabuk-mabukan Saat Pandemi Covid-19, Seorang Wali Kota Pura-pura Mati

Baca Juga: Waspada Banjir Bandang dan Angin Kencang Saat Pandemi Covid-19 Beberapa Hari Kedepan, Ada 7 Lokasi yang Bisa Terdampak

Formula antivirus ini dibuat dari daun eucalyptus atau kayu putih yang diketahui mempunyai bahan aktif berupa minyak atsiri.

Dimana minyak itu mengandung 1,8 sineol yang disebut eucalyptol.

Senyawa inilah yang bisa menghambat replikasi dari virus corona dan influenza.

Baca Juga: Disanjung Sebagai Garda Terdepan Penanganan Covid-19, 109 Tenaga Kesehatan di RSUD SumSel Selalu Mangkir Tugas dan Dipecat Jelang Lebaran

Diharapkan produk dari Kementan ini bisa bereaksi yang sama pada Covid-19.

Menurut Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner Kementan, Indi Dharmayanti antivirus ini sudah diuji kepada sejumlah pasien Covid-19.

Rata-rata mereka mengaku merasa nyaman setelah menggunakan beberapa produk tersebut.

Baca Juga: Bukan di Wuhan juga Amerika dan Eropa, Sumber Virus Corana Ternyata di Hutan Hujan Tropis Amazon

"Ini kita masih dalam uji in vitro kemudian ada beberapa kolega kita yang juga positif Covid-19, masih secara informal, Badan Litbang Pertanian membuat semacam testimoni buat mereka."

"Kita bagi produknya ada inhaler, roll on kemudian mereka merasakan paling tidak rasa nyaman dalam pernafasan."

"Ada yang sudah menggunakan oksigen itu juga setelah menghirup inhalasi ini selama tiga kali sehari 5 sampai 15 menit dia merasakan lebih enak," ungkap Indi.

Baca Juga: Masih Tidak Ada Bukti Penularan Virus Corona Bisa Lewat Kontak Permukaan, Ini Jawaban WHO

Namun Indi menegaskan bahwa pengujian ini masih secara informal.

Sehingga ketiga produk ini membutuhkan pengujian lebih lanjut agar lebih meyakinkan.

Sebagai catatan, antivirus yang dikembangkan Kementan berfungsi untuk mengurangi paparan virus.

Baca Juga: 3 Kriteria Penumpang yang Diizinkan Naik Kereta Api Selama Pandemi Covid-19

Sehingga produk-produk ini bukan untuk menyembuhkan sakit karena virus corona.

"Kami belum bisa mengklaim bahwa ini anti-covid, karena memang belum uji covid."

Sebab suatu produk dapat dikatakan menjadi obat jika telah melewati beberapa tahapan dimulai dari mengindentifikasi zat aktif yang terkandung, menemukan cara kerjanya, melakukan uji praklinis sampai uji klinis.

Baca Juga: Hukum dalam Islam Kegiatan Donor Darah Saat Puasa di Bulan Ramadan

Menurut Mayo Clinic, untuk menilai efektivitas dan keamanan produk, perlu dilakukan uji praklinis, yaitu uji coba pad ahewan dan uji klinis. Tahap akhir yang dilakukan kepada pasien manusia.

Serta waktu yang dibutuhkan pun tidak sebentar.(*)

Baca Juga: Agar Terhindar Dari Komplikasi, Ikuti 5 Tips Puasa Penderita Diabetes

 

 #berantasstunting

#hadapicorona