Tim kesehatan mental tersebut tak hanya memberikan sesi konseling, melainkan juga ice breaking kepada petugas yang bekerja di RS Darurat Wisma Atlet.
“Ice breaking diberikan untuk menghadapi pasien dengan latar belakang berbeda,” ucap Dony.
Rupanya, tersedianya fasilitas kesehatan mental ini merupakan dukungan yang tak kalah penting dalam penanganan Covid-19, selain dari para dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
Menurut Dony, tekanan yang dihadapi para personel kesehatan sangat tinggi, sehingga keberadaan tim kesehatan mental sangat penting.
Bahkan, Dony membandingkan kondisi pekerjaan tenaga medis di situasi normal dengan saat menghadapi pasien Covid-19.
Sebelumnya para tenaga medis bekerja selama 14 hari penuh ditambah masa karantina 14 hari. Hal ini tentu berbeda ketika para tenaga medis ini bekerja di rumah sakit dalam kondisi ‘normal’.