GridHEALTH.id - Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan pihaknya menghentikan sementara kajian terhadap hydroxychloroquine sebagai obat potensial Covid-19 karena masalah keamanan. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers pada Senin (25/05/20) di Jenewa.
Keputusan ini dibuat setelah studi observasi diterbitkan pada Jumat (22/05/20) dalam jurnal kedokteran The Lancet.
Dalam jurnal dijelaskan bagaimana pasien Covid-19 yang parah yang diobati dengan hydroxychloroquine dan chloroquine menjadi makin parah dan hampir mati.
Tedros mengatakan, kelompok eksekutif independen sekarang sedang meninjau penggunaan hydroxychloroquine dalam Uji Coba Solidaritas WHO. Kelompok eksekutif mewakili 10 negara peserta dalam persidangan.
"Tinjauan ini akan mempertimbangkan data yang dikumpulkan sejauh ini dalam Uji Solidaritas dan, khususnya data acak yang kuat, untuk secara memadai mengevaluasi potensi manfaat dan bahaya dari obat ini," jelas Tedros, dilansir dari CNN, Selasa (26/05/20).
Berkaitan dengan hal ini, WHO meminta pemerintah Indonesia untuk menunda pemakaian dua obat malaria untuk perawatan pasien Covid-19 karena obat itu berbahaya.
Baca Juga: Studi : Ternyata Virus Corona Bisa Tertinggal di Sarung Bantal
Sebuah sumber kemarin mengatakan kepada kantor berita Reuters, WHO sudah mengirimkan surat pemberitahuan kepada Kementerian Kesehatan Indonesia untuk menunda penggunaan obat chloroquine dan hydroxychloroquine karena sangat berisiko.