GridHEALTH.id - Sebentar lagi masa Pembatasan Sosial Berskala Bear (PSBB) di beberapa daerah akan segera berakhir.
Artinya, sebentar lagi kita akan menerapkan tatanan kenormalan baru atau new normal setelah PSBB berakhir.
Baca Juga: Lawan Corona dengan Latihan Zumba yang Terbukti Bisa Tingkatkan Imunitas
Namun perlu diketahui, selama new normal, nanti setiap orang diwajibkan untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Pemakaian masker untuk mencegah penyebaran virus corona di tempat umum dengan cepat menjadi aturan baru.
Terlepas dari itu, muncul juga pertanyaan, apakah wajib untuk memakai masker selama olahraga?
Sebelumnya, beberapa waktu lalu sempat heboh seorang pria di China kolaps paru-paru dan harus segera dioperasi.
Diketahui, pria tersebut telah berlari sejauh 4 kilometer dengan memamai masker.
Melihat hal tersebut, publik pun merasa bingung harus memakai masker sesuai anjuran protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah atau tidak.
Baca Juga: Penyebab Surabaya Menjadi Black Zone Covid-19 Diketahui, Pendonor Plasma Darah Dicari
Sementara itu, menurut dr Michael Triangto, SpKO, dokte spesialis kedokteran olahraga sekaligus Direktur Slim&Health Sports Center Jakarta menjelaskan terkait penggunaan masker selama berolahraga.
Dr Michael menyebutkan bahwa sebaiknya penggunaan masker hanya diperbolehkan saat seseorang menjalani olehraga ringan.
Baca Juga: WHO Sebut Jumlah Perokok Sumbang Kematian Tinggi Pasien Covid-19 di Indonesia
"Berolahraga yang sehat cukup dengan intensitas ringan sampai dengan sedang sehingga penggunaan masker tidak akan mempersulit sistem pernafasan dan tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan terlebih lagi sehingga menyebabkan kematian," ucapnya.
Hal ini merujuk pada Panduan Hidup Aktif PDSKO (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga) menunjukkan kurva huruf “J” (di kutip dari “Immune function and exercise. Exercise Immunol Rev 2011) yaitu hubungan antara intensitas berolahraga dan resiko mengalami infeksi penyakit.
Dari titik awal kurva tersebut yang berada di titik paling kiri memperlihatkan titik dimana kemungkinan terinfeksinya seseorang bila tidak berolahraga.
Titik terendah dari kurva “J” tadi berada di tengah yang mana menunjukkan bila berolahraga dengan intensitas ringan sampai sedang maka resiko yang dihadapi menjadi terendah, sedangkan di titik paling kanan menunjukkan jika berolahraga dengan intensitas berat malah berpotensi untuk mengalami resiko terinfeksi tertinggi termasuk terinfeksi Covid-19 dan juga cedera maupun gangguan kesehatan lainnya.
Sementara itu, Michael pun menyarankan seseorang yang berolahraga untuk menggunakan masker bedah atau masker kain.
"Perlu diketahui bahwa penggunaan masker jenis N95 akan sangat mempengaruhi fungsi pernapasan penggunanya karena itu hanya diperuntukkan bagi petugas medis misalnya di ruang-ruang isolasi dan ICU yang khusus merawat penderita Covid-19," tegasnya.
Masker bedah tentunya lebih rendah memampuan untuk menyaring udaranya sehingga pada pemakaiannya tidak terlalu menyesakkan sedangkan masker kain lebih nyaman lagi saat dipakainya, karena itu untuk berolahraga di luar ruang lebih dianjurkan menggunakan masker bedah atau masker kain yang banyak di pasaran.
Baca Juga: Penambahan Kasus Positif Corona Kembali Melonjak hingga 609 Orang, Akankah PSBB Jakarta Kembali Diperpanjang? Selain itu, Ia menjelaskan bahwa kurangnya oksigen yang masuk ke paru-paru diharapkan dapat melatih pemakai masker agar terbiasa dengan O2 yang tipis.
"Hal tersebut mirip dengan kondisi penduduk yang tinggal di tempat-tempat yang lebih tinggi dari permukaan laut. Umumnya mereka memiliki kadar haemoglobin yang lebih tinggi dari pada penduduk yang tinggal di daerah pesisir namun tentunya hal tersebut membutuhkan waktu adaptasi yang panjang," tuturnya.
Sebagai kesimpulannya, dr Michael menyarankan agar setiap orang tetap menggunakan masker selama new normal nantinya.
Namun bagi yang ingin menjalankan olahraga, perhatikan untuk memilih menggunakan masker kain atau masker bedah sekali pakai. (*)
#hadapicorona #berantasstunting