Find Us On Social Media :

Kasus Baru Corona Tertinggi yang China Alami Kali Ini Penyebarannya dari Talenan Salmon Impor

China kembali berlakukan lockdown usai ditemukan virus corona yang menyebar lewat talenan salmon.

GridHEALTH.id - Kasus Baru Corona Tertinggi yang China Alami Kali Ini Penyebarannya dari Talenan Salmon Impor

Kabar mengejutkan terjadi di China, negara tempat virus corona (Covid-19) pertama kali ditemukan.

Dimana China melaporkan kembali adanya 11 kasus infeksi virus corona baru pada Sabtu (13/6/2020) kemarin, termasuk 6 orang di Beijing diantaranya.

Tujuh dari kasus itu sejauh ini dikaitkan dengan pasar daging Xinfadi.

Akibat ditemukannya kasus tersebut, sebagian area Beijing menerapkan lockdown untuk menihilkan kasus infeksi di klaster virus baru tersebut.

Kepala pasar grosir daging Xinfadi mengatakan kepada media negara Beijing News bahwa virus itu terdeteksi pada sebuah talenan yang digunakan untuk ikan salmon impor.

Baca Juga: Keampuhan Nikotin Kembali Dibuktikan, Penelitian di Israel Ungkap Manfaat Nikotin untuk Melawan Virus Corona

Baca Juga: Dikira Gratis Dapat Subsidi Pemerintah, Pasien Isolasi Covid-19 Kaget saat Ditagih Biaya Perawatan Rp 6,7 Juta sampai Harus Utang Tentangga

Alhasil jaringan supermarket besar itu termasuk Wumart dan Carrefour kemudian membuang semua stok salmon dalam waktu semalam untuk mencegah penyebaran semakin meluas.

Diketahui, virus corona sendiri menular lewat percikan ludah (droplet infection).

Ini serupa dengan penularan basil TBC, yang juga lewat puncratan liur dari mulut dan hidung penderita, yang menulari oranglain di sekitarnya.

Baca Juga: Bocah 8 Tahun yang Viral Karena Terinfeksi Covid-19 Sudah Sembuh, Diisolasi 37 Hari

Virus corona jarak tularnya tak lebih dari 2 meter dari mulut manusia yang sudah terinfeksi virus corona.

Artinya, seseorang baru bisa terinfeksi atau tertular virus corona jika berada di radius 2 meter dari orang yang sudah terinfeksi atau yang sudah sakit karena virus corona.

Itu pun kalau dia batuk, bersin atau kita bercaka-cakap dengannya di radius 2 meter.

Baca Juga: Mengapa BPJS Kelas Andalan Wong Cilik Dihapus? Ini Jadwalnya

Tapi bagi mereka yang berada di luar radius 2 meter dari pengidap virus corona, tidak akan tertular.

Beberapa jam setelah virus keluar dari mulut dan hidung pengidap, virus akan mati.

Meski begitu, waspadalah percikan ludah dan liur dari orang yang sudah terinfeksi virus corona ternyata akan melekat di benda-benda yang ada di sekitarnya.

Misal, di baju, di tiang, di kursi, di dinding, dan semua benda yang ada di dekatnya.

Baca Juga: Zaman Telah Berganti, Sekarang Harus Siapkan Dokumen Ini Sebelum ke Luar Kota dan Luar Negeri

Nah, jika tangan kita memegang benda-benda tersebut, lalu kita makan, atau menyentuh area mulut dan hidung, maka besar kemungkinan akan terinfeksi virus corona, walau orang yang sakit karena virus corona dan menyebarkannya melalui batuk, bersin, sudah tidak ada di tempat tersebut.

Ingat, virus corona yang menempel di benda mati (tidak di benda hidup juga lendir, air liur, cairan) di luar tubuh manusia bisa bertahan hidup hingga satu jam untuk kembali menginfeksi manusia.

Baca Juga: Chile Terjadi Lonjakan Kasus Kematian Akibat Covid-19 Menkesnya Mundur, di Indonesia Pasien Meninggal Bertambah

Tapi virus corona yang menempel di air liur, lender, cairan, juga mahluk hidup, bisa bertahan lebih lama, bisa 3-4 jam.

Hal inilah yang nampaknya terjadi di pasar daging tersebut, dimana virus corona menempel disebuah talenan salmon.

Sementara itu, dengan ditemukannya kasus ini membuat pejabat disana memutuskan untuk menunda kembali kegiatan belajar mengajar dan semua acara olahraga juga makan bersama.

Baca Juga: Obat Covid-19 Made in Indonesia Sudah Beredar di Pasaran, Telah Lulus Uji Klinis

Lockdown kemudian diterapkan pada 11 perumahan di Beijing selatan karena sekelompok warga disana yang terinfeksi virus corona terkait dengan pasar daging tersebut.

Mengutip Strait Times, sebelumnya pemerintah China melaporkan 57 kasus baru virus corona pada Minggu (14/6/2020) yang merupakan angka tertinggi sejak April 2020.

Laporan ini semakin menimbulkan rasa khawatir akan gelombang kedua dari pandemi global ini.(*)

Baca Juga: Indonesia Sudah Terapkan New Normal, WHO Malah Sebut Langkah Tersebut Terlihat Dipaksakan, Kenapa?

 #berantasstunting

#hadapicorona