Find Us On Social Media :

Peneliti Temukan Virus Corona Jenis Baru Hasil Mutasi Pada Negara dengan Kasus Kematian Tinggi, 10 Kali Lebih Mematikan!

Times Square, New York, Amerika Serikat. Peneliti temukan strain baru virus corona di tempat yang angka kematian pasiennya tinggi seperti di New York.

 

 GridHEALTH.id- Dunia masih berjuang mengatasi pandemi virus corona dalam bentuknya yang sekarang  (SARS-Cov-2) alias Covid-19.

Tetapi New York, Italia, dan Inggris tengah menghadapi wabah baru yang diduga merupakan hasil mutasi virus corona baru (Covid-19). Para peneliti menamainya sebagai strain virus D614G.

Dalam sebuah penelitian penduluan yang dilakukan di Center for Disease Control and Prevention(CDC), dan belum dipublikasikan, penularan strain D614G di ketiga wilayah tersebut 10 kali lebih cepat ketimbang SARS-Cov-2 alias Covid-19.

Dilihat dari bentuknya, virus D614G memiliki jumlah mahkota yang menonjol empat hingga lima kali lebih banyak ketimbang Covid-19.

Para peneliti berpendapat, banyaknya jumlah tonjolan inilah yang membuat virus lebih cepat menginfeksi sel manusia.

Di sisi lain, karakter seperti ini tidak hanya membuat D614G lebih menular, tetapi juga membuat virus lebih stabil dan ganas ketimbang Covid-19.

Baca Juga: Di Papua Sampai Saat Ini Tak Ada Satupun Anak Meninggal Karena Covid-19, Ketua IDAI Acungi Jempol

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Desahan Wanita di Saat Bercinta Ternyata Mengandung Makna

Anehnya, para ilmuwan masih mempertanyakan kenapa D614G hanya mewabah di New York, Italia, dan Inggris, sementara di negara lainnya belum teridentifikasi.

Sebagian ilmuwan berpendapat, D614G hanya menjangkiti wilayah-wilayah dengan angka kematian Covid-19 terbanyak di dunia. Dalam hal ini, Italia, Inggris dan New York City masuk dalam kategori tersebut.

Secara terpisah, hasil penelitian para ilmuwan di Scripps Research telah mengonfirmasi bahwa D614G merupakan Covid-19 yang telah bermutasi sehingga lebih mudah menempel pada reseptor.

"Ya, (penelitian) itu masuk akal. Penelitian ini sangat berkualitas karena sekarang kita mengetahui bahwa virus telah bermutasi dan meluas dengan lebih cepat," kata Profesor Ian Jones, ahli virus di University of Reading di Inggris, sebagaimana dikutip Daily Mail, Minggu (14/06/20).

Dalam studinya, para peneliti mengisolasi berbagai jenis virus corona yang telah diidentifikasi berdasarkan tanda genetik pasien di seluruh dunia.

 

Mereka kemudian menempatkan masing-masing sampel virus ke dalam semacam wadah mikroskopis untuk menguji seberapa agresif masing-masing strain menyerang sel manusia.

Salah satu strain, yang kemudian dikenal dengan D614G, adalah virus dengan gen yang bermutasi sehingga memberinya lebih banyak protein. Imbasnya, virus bisa lebih cepat menempel pada sel manusia.

Baca Juga: Peserta Perlu Siap-siap, Mengaku Merugi Terus Nantinya BPJS Hanya Layani Kebutuhan Dasar Kesehatan

Baca Juga: Mulai Sekarang Jangan Buang Air Cucian Beras, Ternyata Bikin Wajah Glowing Bak Kembali ke Remaja

"Virus yang sudah bermutasi ini jauh lebih menular daripada virus yang tidak memiliki mutasi dalam sistem kultur sel yang kami gunakan," tutup ahli virus, Dr Hyeryun Choe, PhD, penulis senior penelitian ini. (*)

#berantasstunting #hadapicorona