Find Us On Social Media :

Terapi Plasma Darah Dinilai Tak Efektif Tekan Kesembuhan Korban, Trump Perintahkan Vaksin Virus Corona Harus Segera Ditemukan

Terapi Konvalesen, transfusi plasma darah pasien sembuh ke pasien sakit.

 

GridHEALTH.id - Dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (15/06/20) ribuan pasien virus corona di banyak rumah sakit telah diberi infus plasma darah, termasuk 20 ribu orang di Amerika.Tapi tidak banyak bukti yang menunjukkan ada hasilnya. 

Padahal periset di seluruh dunia tengah mempelajari apakah penggunaan plasma darah yang diambil dari pasien virus corona yang sudah sembuh bisa digunakan sebagai obat, atau untuk mencegah penularan virus tersebut.

Sebuah studi tentang penyembuhan lewat terapi plasma darah di China belum lama ini juga tidak menunjukkan hasil yang jelas, dan studi yang diadakan di New York hanya memberikan sedikit petunjuk yang positif.

Aw alnya bermula dari pemikiran bahwa tubuh manusia, kalau menemukan kuman baru, akan memproduksi apa yang disebut antibodi, untuk melawan infeksi itu, dan antibodi ini ditemukan dalam plasma darah.

Harapannya adalah plasma darah pasien yang sudah sembuh dapat digunakan untuk membantu pasien virus corona dalam melawan infeksi, sebelum sistem kekebalan mereka sendiri bisa berfungsi.

Universitas John Hopkins di Amerika sedang megadakan studi besar untuk menentukan apakah infus plasma darah segera setelah orang terpapar virus corona bisa mencegah infeksi itu.

 Baca Juga: Ramai Terapi Konvalesen untuk Obati Covid-19, Darah Pasien Sembuh Kini Sudah Diperjualbelikan

Baca Juga: Peneliti Temukan Virus Corona Jenis Baru Hasil Mutasi Pada Negara dengan Kasus Kematian Tinggi, Lebih Mematikan

Para periset Johns Hopkins telah merekrut pekerja kesehatan dan orang-orang lain yang terpapar virus itu untuk melihat apakah infus plasma darah ada hasilnya.