GridHEALTH.id - China sudah mulai kembali ke kehidupan normalnya, namun dampak kuncian atau lockdown yang diberlakukan pemerintah selama berbulan-bulan masih terasa.
Guru dan pihak sekolah di China mengaku, banyak siswa yang kembali ke sekolah dengan tumpukan masalah kesehatan mental. Beberapa siswa juga harus bergulat dengan konflik keluarga yang semakin intens selama kuncian.
Kondisi tersebut memicu kecemasan pasca-kuncian yang mempengaruhi kinerja akademik para siswa. Media lokal bahkan melaporkan meningkatnya kasus bunuh diri di antara remaja.
Majalah Caixin pada Mei mengungkap, di distrik Pudong, Shanghai telah terjadi 14 kasus bunuh diri yang melibatkan siswa sekolah dasar dan menengah untuk tahun ini.
Wakil Walikota Pudong New Area Shanghai, Li Guohua mengaku, angka tersebut lebih tinggi dari kumulatif angka bunuh diri selama tiga tahun terakhir.
"Ini puncak gunung es," tekan Li seperti dikutip Channel News Asia (06/06/20). Selain itu, Health Times pada Minggu (07/06/20) melaporkan, sebanyak 18 siswa telah melakukan aksi melompat dari bangunan hanya dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.
Baca Juga: Dokter di China yang Kulitnya Menghitam Akibat Virus Corona Akhirnya Meninggal Dunia
Baca Juga: Dokter Jepang Penemu Penyakit Kawasaki Wafat di Usia 95 Tahun
Saat ini, fokus sekolah bukan hanya mengacu pada nilai akademik. Sekolah dan pemerintah daerah di negeri tirai bambu dituntut untuk fokus pada kesehatan mental siswa. Bunuh diri yang menjadi topik tabu dalam masyarakat China mulai dipelajari.
Source | : | Channel News Asia,Health Times |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar