Para peneliti dari Departemen Taman Nasional, Rumah Sakit Chulalongkorn dan Universitas Kasetsart memasuki gua pada Kamis malam dan muncul kembali pada dini hari Jumat dengan sampel darah kelelawar, air liur, dan kotoran. Penyelidik khawatir bahwa penduduk desa di daerah itu dapat berisiko terinfeksi.
Warga telah dikenal makan kelelawar, kata Supaporn, menambahkan program pendidikan dan informasi yang memadai diperlukan.
Transmisi lokal telah berkurang dalam beberapa pekan terakhir dibanding kasus-kasus baru datang dari Thailand yang kembali dari luar negeri (imported case).
Baca Juga: Makanan Keasinan, Begini Cara Mengurangi Kelebihan Garam dalam Makanan
Baca Juga: Studi : Semakin Besar Kemaluan, Pria Makin Malas Pakai Kontrasepsi
Para peneliti Thailand berharap, dengan dipastikannya bahwa virus corona berasal dari hewan (kelelawar), maka pencarian vaksin dapat lebih mudah dicari dengan lebih dulu mengungkap asalnya. (*)
#berantasstunting #hadapicorona