Find Us On Social Media :

Ketua PMI Jusuf Kalla Sebut Indonesia Telat Lockdown Hingga PSBB Tak Maksimal, Kini Angkanya Tertinggi di ASEAN

Ketua Palang Merah Indonesia menyoroti masih tingginya angka positif virus corona di Indonesia.

Dia menjelaskan untuk saat ini proses mencegah lebih baik dari pada mengobati. Pihaknya berencana akan bekerja sama dengan RS untuk donor darah plasma convalescent. 

"Kita PMI menggerakkan teman-teman di Jatim. Sebenarnya teori kesehatan adalah mencegah dari pada mengobati. Kita akan ke RS untuk membantu plasma convalescent dan kita akan sangat ketat dalam memilih darah untuk donornya," jelasnya. 

 

JK menambahkan, di sektor ekonomi, stimulus yang dibuat oleh pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi akan sulit selama virus corona masih ada. 

"Apa pun stimulusnya kalau virus (corona) masih ada, ekonomi tidak akan naik. Contoh di mal masih sepi, orang tidak berbelanja karena khawatir ada virus corona. Akhirnya orang yang berjualan tidak mendapat pemasukan, tidak ada produksi karena daya beli turun," ujarnya.

 Di sektor pendidikan, JK menilai jika sekolah jarak jauh/di rumah berkepanjangan hingga 1 tahun, maka 1 tahun anak muda Indonesia akan tertinggal. 

"Maka PMI berprinsip mencegah lebih baik dari pada mengobati. Tapi tidak mungkin juga kalau tidak mengobati. Tugas PMI adalah menyelesaikan kesulitan ini, kalau tidak ada kesulitan, PMI tidak kerja nanti," pungkasnya.

 

Untuk diketahui, Indonesia kini menjadi negara dengan kasus infeksi virus corona tertinggi di Asia Tenggara, melampaui Singapura. Hingga Rabu (17/06/20), Indonesia memiliki sekitar 41.431 orang positif Covid-19, sekitar 16.243 sembuh dan 2.276 meninggal.