Munculnya klaster-klaster tersebut membuat Korea Selatan memiliki 30-50 kasus baru per harinya. Itu yang membuat banyak pakar memperkirakan Korea Selatan akan menghadapi gelombang kedua infeksi.
Untuk menghentikan penyebaran virus, Dutabesar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi, menyebut, pemerintah negeri ginseng telah menerapkan kembali aturan pembatasan sosial.
Meski begitu, Umar Hadi juga mengungkapkan, warga Korea Selatan masih menjalankan kehidupan dengan normal di tengah ancaman gelombang kedua infeksi.
"Meski ada peningkatan, tapi kegiatan di Korea Selatan relatif normal, meeting-meeting berjalan," ucapnya dalam diskusi virtual "Tangkis Corona Cara Korea yang diselenggarakan oleh Jejaring Media Siber Indonesia (JMSI) pada Kamis (18/06/20), dikutip dari gelora.co.id.
Lantas, apa yang membuat warga Korea Selatan tetap tenang menjalankan kehidupan sehari-harinya di tengah ancaman tersebut?
Umar Hadi menjelaskan, warga Korea Selatan memiliki kepercayaan penuh terhadap pemerintah dalam hal penanganan wabah. Mereka senantiasa mengikuti anjuran pemerintah dengan bertanggung jawab.
Baca Juga: Pikirkan Keselamatan Anak, Anies 'Keukeuh' Belum Mau Buka Sekolah di DKI
Baca Juga: Punya Asam Urat, Ini Ramuan Alami Penyembuh yang Bisa Dibuat Sendiri
Sejak awal pun, ia mengatakan Korea Selatan tidak pernah memberlakukan lockdown atau karantina wilayah untuk membendung penyebaran infeksi.