Find Us On Social Media :

Di tengah Ancaman Gelombang Kedua Covid-19 Kenapa Warga Korea Selatan Tetap Tenang? Ternyata Ini Kuncinya

Masyarakat Korea Selatan tetap tenang meski ada kasus Covid-19 muncul lagi akibat gelombang kedua. Kuncinya disiplin dan percaya pada upaya pemerintah mengatasi virus corona.

GridHEALTH.idKorea Selatan mengalami gelombang kedua wabah virus corona baru atau Covid-19 yang harus ditangani oleh tim medis setempat.

Dikutip dari Korea Times, terdapat 39 kasus positif baru di negara tersebut sehingga total menjadi 11.668 terinfeksi Covid-19 (18/06/20).  Di antaranya 273 orang meninggal dunia dan 10.506 pasien berhasil dipulihkan.

Meski gelombang kedua virus corona diketahui telah melanda, masyarakat di Korea Selatan terlihat tetap tenang dan malah memilih masker lebih tipis untuk digunakan keluar .

Masker dengan lapisan cukup tipis dan hanya mampu melindungi lebih sedikit polutan tersebut diketahui memiliki harga lebih murah dibandingkan masker bedah tebal yang disediakan oleh pemerintah.

Sekitar sepekan setelah pemerintah mencabut aturan pembatasan sosial, jumlah kasus Covid-19 di Korea Selatan mengalami peningkatan karena munculnya dua klaster yang cukup besar.

Pertama melibatkan klub malam di Itaewon dan gudang barang milik sebuah e-commerce di Bucheon. Keduanya berada di ibukota, Seoul.

Baca Juga: Ahli Epidemiologi Bilang Indonesia Gamang Hadapi Pandemik Covid-19

Baca Juga: Gemar Minum Kopi Benarkah Membahayakan Ginjal, Ini Faktanya

Selain dua klaster besar tersebut juga muncul klaster-klaster lain seperti dari gereja, fitness center, hingga bimbingan belajar.

Munculnya klaster-klaster tersebut membuat Korea Selatan memiliki 30-50 kasus baru per harinya. Itu yang membuat banyak pakar memperkirakan Korea Selatan akan menghadapi gelombang kedua infeksi.

Untuk menghentikan penyebaran virus, Dutabesar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi, menyebut, pemerintah negeri ginseng telah menerapkan kembali aturan pembatasan sosial.

Meski begitu, Umar Hadi juga mengungkapkan, warga Korea Selatan masih menjalankan kehidupan dengan normal di tengah ancaman gelombang kedua infeksi.

"Meski ada peningkatan, tapi kegiatan di Korea Selatan relatif normal, meeting-meeting berjalan," ucapnya dalam diskusi virtual "Tangkis Corona Cara Korea  yang diselenggarakan oleh Jejaring Media Siber Indonesia (JMSI) pada Kamis (18/06/20), dikutip dari gelora.co.id.

Lantas, apa yang membuat warga Korea Selatan tetap tenang menjalankan kehidupan sehari-harinya di tengah ancaman tersebut?

Umar Hadi menjelaskan, warga Korea Selatan memiliki kepercayaan penuh terhadap pemerintah dalam hal penanganan wabah. Mereka senantiasa mengikuti anjuran pemerintah dengan bertanggung jawab.

Baca Juga: Pikirkan Keselamatan Anak, Anies 'Keukeuh' Belum Mau Buka Sekolah di DKI

Baca Juga: Punya Asam Urat, Ini Ramuan Alami Penyembuh yang Bisa Dibuat Sendiri

Sejak awal pun, ia mengatakan Korea Selatan tidak pernah memberlakukan lockdown atau karantina wilayah untuk membendung penyebaran infeksi.

"Tidak pernah ada lockdown atau PSBB, hanya kampanye pembatasan sosial. Tidak pernah menutup perbatasan, Garuda Indonesia saja tidak pernah berhenti beroperasi," terang Umar Hadi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, ketika muncul klaster baru, pemerintah dengan sigap mendirikan posko Tes PCR Covid-19 gratis, aktif melakukan pelacakan kontak, hingga meningkatkan perawatan.

Saat ini saja, ia menyebut, jumlah pasien Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit Korea Selatan tersisa sekitar 1.000 orang. Angka tersebut jauh lebih rendah dari sebelumnya hingga 9.000 orang.

Baca Juga: Physical Distancing Versi WHO 1 Meter Dikritik Ilmuwan, 'Jarak 2 Meter Adalah yang Paling Aman'

 

Baca Juga: 7 Tanda Tubuh Kelebihan Garam, Salah Satunya Sering Pusing Kepala

"Kapasitas untuk melakukan test, tracing dan perawatan demikian baiknya sehingga penduduk Korea Selatan tidak terlalu khawatir kalaupun harus sakit," tutup Umar Hadi.(*)

#berantasstunting #hadapicorona