Find Us On Social Media :

WHO Peringatkan Warga Dunia, Fase Berbahaya Tahap 2 Baru Saja Dimulai, Indonesia Dinilai Jadi Hotspot Baru

WHO memperingatkan fase gelombang kedua virus corona yang berbahaya.

GridHEALTH.id - Kasus Covid-19 melonjak tajam di AS dan Barat, juga di negara-negara yang melonggarkan pembatasan pada sektor bisnis beberapa minggu yang lalu, demikian dilansir dari Times of India (22/06/20).

Menurut salah seorang pejabat tinggi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dunia telah memasuki fase baru dan berbahaya dari pandemi virus corona atau Covid-19.

Peringatan keras ini dilontarkan ketika Amerika Serikat yang juga sedang berjuang mengendalikan pandemi ini terus mengalami peningkatan jumlah kasus. 

Selain itu, para pemimpin bisnis mulai mengisyaratkan kegelisahan yang sama dalam menghadapi virus ini.

 

Contohnya di Florida, Oklahoma, Carolina Selatan dan Arizona, jumlah kasus harian virus corona mencapai tingkat tertinggi pada minggu ini.

Texas, mengalami dua kali lipat kasus dalam sebulan terakhir, dan menjadi negara bagian keenam yang melampaui 100 ribu kasus, menurut database New York Times dari kasus AS.

Baca Juga: Nyeri Punggung Ganggu Aktivitas, Ini Tips Untuk Mengatasinya

Baca Juga: Situasi Belum Aman Karena Tidak Ada Antibodi dan Orang yang Kebal, Jaga Diri Kunci Terhindar dari Virus Corona

Di seluruh AS, ada indikasi bahwa perusahaan besar dan klub olahraga mengubah rencana sendiri, ketika gelombang baru muncul.

Apple mengatakan, akan menutup sementara 11 toko ritel di empat negara bagian di tengah peningkatan kasus. AMC Entertainment, mengharuskan pengunjung untuk menggunakan masker saat bioskop mulai dibuka kembali pada bulan depan.

Di seluruh dunia, 81 negara telah mengalami peningkatan jumlah kasus selama 2 minggu terakhir. Hanya 36 negara yang menunjukkan penurunan.

 

"Banyak orang yang merasa muak berada di rumah. Negara-negara sangat bersemangat membuka masyarakat dan ekonomi mereka. Padahal, virusnya masih cepat menyebar. Itu masih mematikan dan kebanyakan orang masih rentan," kata Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Sementara itu,  media Australia mengkritik penanganan pandemi virus corona baru (Covid-19) di Indonesia. Indonesia bahkan disebut akan menjadi hotspot atau pusat wabah virus tersebut di dunia.

"The world's next coronavirus hotspot is emerging next door," bunyi judul Sydney Morning Herald (SMH) dalam laporannya yang diterbitkan 19 Juni 2020.

"Sebagian besar negara-negara Asia Tenggara telah berhasil meratakan tingkat infeksi coronavirus mereka, tetapi Indonesia kalah dalam pertarungannya dengan Covid-19," tulis media tersebut.

Lebih lanjut SMH menyatakan tetangga raksasa Australia ini sekarang siap di tepi jurang yang tidak menyenangkan, di mana pemerintahnya menunjukkan beberapa tanda bahwa Indonesia bersedia mengambil keputusan sulit yang diperlukan untuk menekan laju infeksi yang berkembang pesat.

 

Indonesia sampai saat ini melaporkan 45.891 kasus Covid-19 dengan 2.465 orang meninggal dan sebanyak 18.404 pasien berhasil disembuhkan.

Media Australia juga mengkritik tingkat tes Covid-19 di Indonesia yang sangat rendah dan tingkat kematian yang proporsional tinggi. Indonesia berada di posisi 163, dengan hanya melakukan 2.193 tes per satu juta orang.

Terlepas dari tren peningkatan infeksi Covid-19, pemerintah Indonesia sudah mulai melonggarkan pembatasan pergerakan publik yang selama ini diberlakukan untuk mencegah penyebaran virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Sementara itu, kantor berita Reuters menyoroti jumlah anak di Indonesia yang meninggal terkait Covid-19. Menurut media yang berbasis di Amerika Serikat itu ada ratusan anak yang meninggal terkait virus tersebut. (*)

#berantasstunting #hadapicorona