Find Us On Social Media :

Seorang Pria Ditemukan Tak Bernyawa Sempat Keluhkan Sesak Napas, Ketahui Bahayanya!

Proses evakuasi jenazah PMKS yang bergejala Covid-19 di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (23/6/2020).

GridHEALTH.id - Pagi tadi, seorang pria yang merupakan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) ditemukan meninggal dunia di dekat pos pemantauan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Selasa (23/6/2020).

Peristiwa itu tepatnya terjadi di Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Rupanya, pria itu selama beberapa hari terakhir sempat mengeluhkan sesak napas. Hal itu sebagaimana diungkapkan istri dari pria tersebut, Taji.

Baca Juga: Ngaku Terpapar Positif Covid-19 dengan Sesak Napas, Saat Dicek Dokter Bau Alkohol, Jadinya Diperiksa Polisi 

"Sesak napas sudah beberapa hari ini, mengeluh dada sakit," ujar Taji, dikutip dari Kompas.com.

Saat peristiwa itu ditemukan, Kepala Satuan Pelaksana Tugas (Kasatpel) Perhubungan Tanah Abang Setyasa mengatakan, pihaknya mengetahui peristiwa itu ketika menemukan Taji sedang menangis tersedu-sedu sembari memeluk jasad suaminya di lokasi.

Baca Juga: Diciduk Polisi usai Ngeprank Tenaga Medis, Wanita Ini Akui Penyakitnya Bukan Covid-19: 'Saya Sakit Asma dan Mengonsumsi Alkohol'

"Kami tidak tahu meninggal karena apa, sehingga awalnya warga dan petugas juga tidak ada yang berani menjemput," kata Setyasa.

 

Dilansir dari Medicine.net, sesak napas memiliki banyak penyebab yang mempengaruhi saluran pernapasan dan paru-paru atau jantung atau pembuluh darah.

Rata-rata orang dewasa dengan berat 70 kilogram akan bernafas dengan kecepatan rata-rata 14 napas per menit saat istirahat.

Baca Juga: Selain Serang Paru-paru, 11 Organ Tubuh Ini Juga Bisa Diserang Virus Corona sebagai Gejala Baru Covid-19

Pernapasan yang sangat cepat disebut hiperventilasi, sedangkan napas pendek disebut sebagai dispnea.

Baca Juga: Tidak Semua Sesak Napas Karena Covid-19 Bisa Diatasi dengan Latihan Pernapasan, Begini Penjelasannya

Dispnea atau sesak napas dapat terjadi karena berbagai masalah, termasuk reaksi alergi, serangan kecemasan, atau anemia. Tetapi paling sering, penyebab yang mendasarinya adalah kondisi jantung atau paru-paru.

"Karena kedua sistem organ ini saling terkait, satu selalu mempengaruhi yang lain," kata Dr. Aaron B. Waxman, yang mengarahkan Program Penyakit Vaskular Paru di Rumah Sakit Brigham dan Wanita yang berafiliasi dengan Harvard.

Lebih lanjut, Dr Aaron mengatakan, sekitar 60% orang dengan penyakit jantung juga memiliki penyakit paru-paru. Akibatnya, tidak selalu mudah untuk membedakan masalah jantung dan paru.

Baca Juga: Bukti Kuat Infeksi Covid-19 Bisa Disembuhkan, Pasien Koma Karena Corona Bisa Kembali Pulih

Orang yang mengalami sesak napas, umumnya mengalami gejala batuk dan nyeri dada. Namun, bisa juga dikaitkan dengan berbagai gejala, seperti kecemasan, cedera dada, sesak dada, pusing, kelelahan, sesak napas, sakit leher, dan lain sebagainya.

Dikutip dari Chest Foundation, perawatan untuk sesak napas tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah paru-paru atau saluran udara, petugas medis mungkin akan memberi obat.

Baca Juga: Bersiap Untuk New Normal, Berikut Panduan Protokol Kesehatan dari Kemenkes RI

Namun, apabila sesak napas disebabkan karena anemia, pasien mungkin memerlukan suplemen zat besi. Kebanyakan orang mulai merasa lebih baik setelah diagnosis jelas. 

Umumnya, tenaga medis akan menyarankan kita untuk menghindari pemicu asma, berhenti merokok, menggunakan oksigen, dan mengambil program rehabilitasi paru.(*)

 #berantasstunting #hadapicorona