Find Us On Social Media :

Gugus Tugas Covid-19 Pusat Minta Jawa Timur Kaji Penyebab Tingginya Angka Kematian

Ketua Satgas Covid-19 Nasional Doni Monardo meminta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memerhatikan angka kematian korban virus corona yang tinggi.

"Kami berharap ada sinergitas dan support kepada kami, kami berharap akan ada intervensi yang signifikan yang bisa kita lakukan bagaimana Jawa Timur, terutama Surabaya dan Surabaya Raya bisa kita intervensi dengan lebih komprehensif lagi," kata Khofifah ketika menerima kunjungan Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (24/06/20)

Dalam pertemuan itu, Khofifah memaparkan kondisi penanganan pandemi virus corona. Ia mengatakan rasio pelacakan atau tracing orang kontak erat dengan pasien positif virus corona di Surabaya paling rendah di Jatim.

Mantan menteri sosial itu menyebut Pemkot Surabaya hanya melakukan tracing dengan rasio sebanyak 2,8. Artinya setiap ada 1 pasien dinyatakan positif, hanya 2 sampai 3 orang yang terlacak memiliki kontak erat.

"Kebetulan dari proses tracing yang dilakukan, yang terendah adalah di Surabaya, hanya 2,8 kasus ODP (orang dalam pemantauan) OTG (orang tanpa gejala) dari satu kasus positif yang ditemukan," ujarnya.

Angka rasio tracing Surabaya terendah di antara 38 kabupaten/kota lain di Jatim. Di atas Kota Pahlawan, ada Sidoarjo, yang memiliki rasio tracing sebanyak 3,5, dari tiap satu kasus positif dan Gresik dengan rasio 8,8.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Telah Siap di Depan Mata, Tapi WHO Minta 3 Kelompok Ini Diutamakan Dulu

Baca Juga: Bersepeda Meningkat di Masa Pandemi Covid-19, Ternyata Ini Manfaatnya

 

Padahal tiga daerah itu merupakan penyumbang terbanyak kasus positif virus corona di Jatim. Surabaya tercatat memiliki 4.962 kasus positif Covid-19. Sementara Sidoarjo 1,287 kasus, serta Gresik 534 kasus.