GridHEALTH.id - Laju penambahan kasus infeksi virus corona (Covid-19) di Jawa Tengah kini kian meningkat.
Kabarnya, per 27 Juni 2020, kasus Covid-19 di Jawa Tengah mencapai 3.574 kasus.
Baca Juga: Akhirnya Jokowi Buka Penyebab Covid-19 di Jatim Terus Melonjak Tajam Susul DKI Jakarta
Sementara, pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 8.456 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 48.775.
Usut punya usut, penambahan kasus Covid-19 baru di Jawa Tengah ini disinyalir akibat Pemerintah Provinsi Jateng tengah memperketat tindakan tes Covid-19 massal.
Baca Juga: Inilah Vaksin-vaksin Corona yang Menurut WHO Paling Maju dan Potensial, Produksi China Salah Satunya
Melihat data yang semakin membludak, sebagian warga pun merasa ketar-ketir jika kasus positif virus corona di Jateng bisa menyusul kasus Covid-19 di Jawa Timur.
Pasalnya, menurut beberapa ahli, laju penambahan Covid-19 di Jawa Timur juga disebabkan adanya kinerja pemerintah dalam melakukan tes Covid-19 massal di wilayahnya.
Tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Makhyan Jibril Al Farabi mengatakan, ada beberapa penyebab penambahan kasus Covid-19 di Jatim tinggi.
Pertama, karena Pemprov Jatim bersama pemkab dan pemkot di daerah tengah menggencarkan testing dan tracing.
Dengan semakin banyak warga yang dites, maka potensi ditemukannya kasus baru juga akan meningkat.
Baca Juga: Selama Pandemi Pandji Pragiwaksono Sukses Turunkan Berat Badan Hingga 13 Kg, Ini yang Dilakukannya
Terlebih alat tes PCR juga mulai disebar di daerah sehingga kapasitas uji spesimen meningkat.
"Tentunya peningkatan testing yang masih di Jawa Timur menjadi alasan kasus baru terus ditemukan. Karena kalau ditemukan kasus baru juga dilakukan tracing. Ini dilakukan untuk menjaring masyarakat yang dimungkinkan OTG yang masih ada di masyarakat," kata Jibril dikutip dari Kompas.com, Selasa (23/6/2020).
Sedangkan alasan yang kedua adalah penyebaran virus masih belum berhenti.
Terutama di Kota Surabaya, di Kabupaten Sidoarjo, dan di Kabupaten Gresik.
Ia kemudian menyinggung soal transmission rate.
Untuk Jawa Timur saat ini secara provinsi, transmission rate-nya adalah 1,0.
Sedangkan untuk Kota Surabaya angkanya saat ini hampir menyentuh 1,4.
Transmission Rate merupakan laju atau kecepatan penambahan infeksi virus.
Misalnya untuk transmission rate 1,4, maka dalam masa reproduksi virus 5-7 hari, dari 10 orang positif akan menginfeksi 14 orang.
"Semakin angka transmission rate-nya di atas 1 maka potensi terbentuknya kasus baru akan semakin tinggi. Karena ini masih naik terus maka pertumbuhan kasus baru nya ya akan masih jalan," kata Jibril.
Sementara itu, Pemprov Jawa Tengah melalui Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, upaya tracing dengan pengecekan massal memang sudah menjadi perintah Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Virus Corona Berujung Petaka, Lantaran Takut Tertular Suami 'Lempar' Istri dari Lantai 5 Apartemen
Jokowi memerintahkan agar pengecekan massal menggunakan rapid test diperbanyak.
"Maka kami menindaklanjuti perintah itu dengan menggelar rapid test massal. Bahkan di beberapa daerah seperti Kota Semarang, tidak hanya rapid test tapi langsung tes swab," kata Ganjar di Semarang, Jumat (26/6/2020). (*)
Baca Juga: Sudah Sembuh dari Infeksi Covid-19? Awas, Bisa Jadi Corona Hanya Tertidur dalam Tubuh
#hadapicorona