Tidak seperti cahaya UV germicidal, cahaya far-UVC (207-222 nm) tidak dapat menembus lapisan kulit sel mati luar, maupun lapisan bagian dalam mata di balik kelopak, atau bahkan sitoplasma sel manusia.
Dengan demikian, sinar UVC jauh tidak dapat mencapai atau merusak sel-sel hidup di kulit manusia atau mata manusia, berbeda dengan sinar UV germicidal konvensional yang dapat mencapai sel-sel sensitif ini.
"Berdasarkan hasil kami, desinfeksi udara yang terus menerus dengan sinar UVC jauh pada batas peraturan saat ini dapat mengurangi tingkat virus di udara dalam lingkungan dalam ruangan yang ditempati oleh manusia," kata Profesor David Brenner, penulis senior penelitian ini, dikutip dari Sci-News.
Profesor Brenner dan rekannya sebelumnya menunjukkan bahwa sinar UVC 222-nm dapat dengan aman membunuh virus influenza H1N1 yang ada di udara.
Baca Juga: Bukan Cuma Untuk Bergaya, Pakai Kacamata Hitam di Siang Hari Baik Untuk Mata