Schenker mengatakan, rasa sakit jangka panjang tidak berkorelasi dengan seberapa parahnya mereka sakit saat terinfeksi. Saat pasien menjalani scan, tidak ada apapun yang ditemukan.
Salah satu pria berusia 55 tahun yang terkena virus corona pada bulan Maret 2020kini merasa seperti tubuhnya patah. Istrinya mengatakan, rasa sakit itu masih ada meskipun suaminya sudah dites negatif Covid-19 pada Juni lalu.
"Dia merasa lebih buruk daripada saat masih dirawat di rumah sakit," kata istri pria itu. Seperti halnya hampir semua hal yang berkaitan dengan virus corona, gejala yang benar-benar baru itu membuatnya hampir tidak mungkin diobati.
"Obat penghilang sakit menghalangi rasa sakitnya tapi tidak meredakan sumbernya, tapi kami tidak tahu bagaimana mengatasi sumbernya dan kita tidak bisa bergantung pada obat penghilang sakit selamanya," ujar Schenker.
Pada 13 Mei 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat menambahkan gejala Covid-19 yang meliputi diare, hidung meler atau tersumbat dan mual.
Baca Juga: Orang Dewasa Makan Hati Ayam, Amankah Bagi Kesehatan Tubuh?
Baca Juga: Studi: Tidur Bareng Pasangan Bisa Bikin Lebih Nyenyak dan Pulas
Meski CDC mengatakan ada 11 gejala utama, tapi mereka juga mengakui virus corona bisa menyebabkan efek samping yang berbeda tergantung pada pasiennya. (*)
#berantasstunting #hadapicorona