Find Us On Social Media :

Baru 4 Hari Dirawat Pasien Covid-19 di Sumenep Kabur, Hanya Karena Permintaannya Tak Dipenuhi Rumah Sakit

Ilustrasi pasien Covid-19

Baca Juga: Bukan dari Wuhan, Virus Corona Telah Ada di Spanyol Sejak Maret 2019 Berasal dari Air Limbah

Selama krisis seperti pandemi Covid-19, adalah hal biasa bagi setiap orang untuk mengalami peningkatan tingkat kesusahan dan kecemasan, terutama sebagai akibat dari isolasi sosial.

Ketakutan dan kecemasan tentang penyakit baru dan apa yang bisa terjadi bisa sangat besar dan menyebabkan emosi yang kuat pada orang dewasa dan anak-anak.

Baca Juga: 4 Jenis Hormon Bahagia Pada Tubuh Perlu Dibangkitkan Supaya Tidak Stres, Ini Caranya

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), setiap orang bereaksi berbeda terhadap situasi yang membuat stres, terutama selama pandemi Covid-19 ini.

Hal itu dapat bergantung pada latar belakang, dukungan sosial dari keluarga atau teman, situasi keuangan, latar belakang kesehatan dan emosi, lingkungan tempat tinggal, dan banyak faktor lainnya.

Lebih lanjut, CDC menjelaskan tidaklah mudah untuk dipisahkan dari orang lain jika kita pernah atau tengah terpapar Covid-19, karenanya mereka yang melakukan isolasi mungkin merasa emosi berbeda tentang hal itu.

Baca Juga: 15 Pasien Covid-19 Sembuh Usai Terapi Mancing Ikan Lele, Kok Bisa?