Find Us On Social Media :

Baru 4 Hari Dirawat Pasien Covid-19 di Sumenep Kabur, Hanya Karena Permintaannya Tak Dipenuhi Rumah Sakit

Ilustrasi pasien Covid-19

GridHEALTH.id - Baru 4 Hari Dirawat Pasien Covid-19 di Sumenep Kabur, Hanya Karena Permintaannya Tak Dipenuhi Rumah Sakit

Pasien Covid-19 kabur ketika menjalani isolasi di rumah sakit bukan sekali ini terjadi.

Baru-baru ini pasien Covid-19 kabur terjadi di Sumenep, Jawa Timur, tepatnya pasien Covid-19 itu kabur dari ruang isolasi RSUD dr H. Moh. Anwar Sumenep. 

Baca Juga: Ada Apa dengan Rumah Sakit Rujukan Covid-19? Sehingga Banyak Pasien yang Kabur, Kesaksian 4 Pasien Sembuh

Awalnya, pasien Covid-19 yang merupakan warga Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep, menjalani perawatan medis sejak 2 Juli 2020.

Pada 4 Juli, pasien Covid-19 tersebut sempat berkonsultasi dengan petugas rumah sakit untuk melakukan isolasi mandiri di rumahnya.

Namun, dikarenakan kondisi itu tidak memungkinkan, maka petugas rumah sakit tidak memenuhi permintaan pasien Covid-19 tersebut.

Baca Juga: Wanita Paruh Baya Positif Corona Kabur Saat Dikarantina, Petugas; 'Jenuh ya Bosan'

Perlu diketahui, pasien bernisial HN merupakan pasien positif virus corona yang termasuk dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG).

“Karena ini berkaitan dengan langkah yang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19, maka permintaan pasien tidak dipenuhi,” ujar kata Humas RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, Arman, Senin (6/7/2020) kemarin.

Baca Juga: Update Covid-19; Geser Rusia, India Masuk 3 Besar Negara Tertinggi Kasus Corona

Mengetahui permintaannya tak terpenuhi, HN dikabarkan menghilang dari ruang isolasi pada Sabtu, 5 Juli 2020.

"Diketahui menghilang dari ruang isolasi pada Sabtu, 5 Juli 2020, sekitar pukul 10.00 WIB. Kami masih cari yang bersangkutan," kata Anwar.

Baca Juga: Frustasi 6 Kali Tes Swab Hasilnya Masih Positif, Pasien Covid-19 di NTT Coba Kabur Saat Diisolasi

Menurut Anwar, pasien Covid-19 itu meninggalkan rumah sakit di antara malam atau pagi hari saat jadwal observasi petugas medis terhadap pasien. 

"Saat kegiatan pemeriksaan, ruang isolasi di buka. Pada saat itu pasien ini malah memanfaatkan kondisi itu," katanya. 

Terkait insiden tersebut, Humas Gugus Tugas Covid-19 Sumenep, Ferdiansyah Tetrajaya, menduga pasien Covid-19 yang kabur mengalami stres.

“Ya diduga pasien ini stres saat menjalani perawatan di ruang isolasi,” ujar Ferdiansyah.

Baca Juga: Kabur dan Pulang Kampung, Pasien Positif Corona Jakarta Ini Terungkap Usai Dikarantina Dengan Pemudik Lainnya

Baca Juga: Bukan dari Wuhan, Virus Corona Telah Ada di Spanyol Sejak Maret 2019 Berasal dari Air Limbah

Selama krisis seperti pandemi Covid-19, adalah hal biasa bagi setiap orang untuk mengalami peningkatan tingkat kesusahan dan kecemasan, terutama sebagai akibat dari isolasi sosial.

Ketakutan dan kecemasan tentang penyakit baru dan apa yang bisa terjadi bisa sangat besar dan menyebabkan emosi yang kuat pada orang dewasa dan anak-anak.

Baca Juga: 4 Jenis Hormon Bahagia Pada Tubuh Perlu Dibangkitkan Supaya Tidak Stres, Ini Caranya

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), setiap orang bereaksi berbeda terhadap situasi yang membuat stres, terutama selama pandemi Covid-19 ini.

Hal itu dapat bergantung pada latar belakang, dukungan sosial dari keluarga atau teman, situasi keuangan, latar belakang kesehatan dan emosi, lingkungan tempat tinggal, dan banyak faktor lainnya.

Lebih lanjut, CDC menjelaskan tidaklah mudah untuk dipisahkan dari orang lain jika kita pernah atau tengah terpapar Covid-19, karenanya mereka yang melakukan isolasi mungkin merasa emosi berbeda tentang hal itu.

Baca Juga: 15 Pasien Covid-19 Sembuh Usai Terapi Mancing Ikan Lele, Kok Bisa?

Adapun reaksi emosional tersebut, meliputi:

- Perasaan campur aduk

- Takut dan khawatir tentang kesehatan diri sendiri dan kesehatan orang yang dicintai

- Tekankan dari pengalaman memiliki Covid-19 dan pemantauan diri sendiri, atau dipantau oleh orang lain

Baca Juga: Studi: Pasien Covid-19 Dengan Stres Berisiko Lebih Cepat Meninggal

- Kesedihan, kemarahan, atau frustrasi karena ketakutan diri terhadap teman-teman atau orang-orang terkasih yang mungkin saja terpapar Covid-19 dari kita, meskipun telah diizinkan untuk berada di dekat orang lain

- Rasa bersalah karena tidak dapat melakukan pekerjaan atau kegiatan normal

Baca Juga: Tak Ingin Pasien Covid-19 Stres, Ini Langkah yang Dilakukan Seorang Dokter

- Khawatir tentang infeksi ulang atau sakit lagi meskipun telah sembuh dari Covid-19

- Perubahan kesehatan emosional atau mental lainnya(*)

 #berantasstunting #hadapicorona