Find Us On Social Media :

Lika Liku dan Suka Duka Profesi Perawat Bertugas di Pulau Terluar Indonesia, Taruhannya Keselamatan Diri Sendiri Demi Pasien

Lika-liku seorang perawat yang bertugas di pulau terluar Indonesia.

GridHEALTH.id - Lika Liku dan Suka Duka Profesi Perawat Bertugas di Pulau Terluar Indonesia, Taruhannya Keselamatan Diri Sendiri Demi Pasien

Kesenjangan pembangunan, masih jadi masalah di tanah air, Begini kisah seorang perawat yang ditugaskan di pulau terluar Indonesia.

Kondisi ini pun sangat dirasakan betul oleh Maria Mahendra Charolin, seorang perawat yang bertugas sejak lima tahun silam di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga: Kementerian Kesehatan Keluarkan Peraturan Tarif Rapid Test Tak Boleh Lebih dari 150 Ribu Rupiah, Sesungguhnya Hanya 3 Kelompok Ini yang Butuh Dites

Dimana wanita berusia 28 tahun itu mengaku mengalami banyak pengalaman, baik itu yang pahit maupun manis selama bertugas di pulau terluar Flores itu.

Walaupun begitu, Maria mengatakan bertugas di pulau terluar adalah panggilan hidupnya.

"Bertugas di daerah terluar yang jauh dari riuhnya kota itu sangat mulia bagi saya. Awalnya memang berat, karena harus jauh dari keluarga," ungkap Maria.

Baca Juga: Penyebab Santri Ponpes Gontor 2 Bisa Positif Corona Akhirnya Terungkap

Baca Juga: Resmi! Kemenkes Tetapkan Besaran Tarif Tertinggi Rapid Test Rp150 Ribu

Lebih lanjut, ia menceritakan pengalamannya selama mengabdi lima tahun di pulau terluar itu.

Menurutnya kondisi Pulau Palue memang menjadi tantangan sendiri bagi Maria.

Pasalnya tak semua daerah disana bisa dilalui dengan kendaraan.

Baca Juga: Usia Kandungan Masuk 7 Bulan, Irish Bella Ngidam Makan Beton, Amakah untuk Ibu Hamil?

Bahkan Maria mengaku harus berjalan kaki puluhan kilometer untuk bisa sampai ke rumah warga.

Tak sampai disitu, ia juga harus menyusuri tebing berbatu di pinggir pantai.

Baca Juga: Tidak Berdaya Didepan Gorengan? Gunakan Minyak Paling Sehat Ini Untuk Menggoreng

Memang ada pilihan transportasi lain, seperti perahu. Tapi hal itu juga memiliki risko yang sangat besar karena gelombang laut disana bisa saja menyapu perahu kecil yang ia tumpangi.

 

 

"Situasi dan kondisi tidak bisa dikompromi. Mau tidak mau harus dijalani. Jalan kaki melewati tebing pasti sakit. Begitu pula naik kapal motor lewat laut, pasti mabuk. Semuanya saya nikmati," ujar Maria.

Baca Juga: Sekarang Dirinya Tahu Apa Rasanya Terinfeksi Virus Corona, Presiden Brasil Jair Bolsonaro Positif Covid-19

Ia bahkan menyebut semua itu sebagai tantangan bukan beban. Maria mengatakan tidak pernah putus asa melayani masyarakat.

Cuaca buruk pun tidak menjadi halangan untuk melayani pasien yang butuh bantuan tenaga medis.

Baca Juga: Sempat Kukuh, Kini WHO Akui 'Transmisi Udara' Covid-19 Tidak Dapat Dikesampingkan

Maria juga menuturkan, tak ada listrik dan sinyal telepon di Pulau Palue, tempatnya bertugas.

Untuk mengisi daya ponsel, ia harus mengantre di rumah yang memiliki genset.

Maria harus berjalan jauh dari perkampungan menuju sebuah bukit untuk mendapatkan sinyal telepon.

Baca Juga: Fakta Terbaru Covid-19 Dari Ahli; Virus Bisa Bertahan di Kulit Hewan Sampai 4 Hari

"Saat mau rujuk pasien, kami harus cari sinyal di tempat yang agak tinggi untuk bisa komunikasi dengan petugas di RSUD Tc Hilles Maumere," ungkap Maria.

 

Meski begitu, Maria berharap pemerintah bisa mengalirkan aliran listrik dan sinyal telepon agar pulau tersebut tak ketinggalan informasi.(*)

Baca Juga: Kini Dipenjara, Vicky Prasetyo Santai Akui Pernah 24 Kali Nikah: 'Kayak Bioskop', Padahal Efeknya Buruk bagi Kesehatan Pria

 #berantasstunting

#hadapicorona