Find Us On Social Media :

Melayang di Udara, Ruang Tertutup Berpotensi Jadi Tempat Penularan Covid-19, Ini Saran Ahli

Waspadai, ruangan tertutup bisa jadi tempat penularan Covid-19.

GridHEALTH.id - Penularan virus corona (Covid-19) melalui udara atau disebut aerosol memang tengah menjadi perdebatan para ahli.

Bahkan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun akhirnya mengakui potensi penularan Covid-19 lewat udara itu memang ada.

Sementara itu, Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof I Gusti Kadek Ngurah Mahardika menjelaskan bahwa aerosol itu merupakan percikan yang paling kecil selain droplet.

Namun, virus corona disebutkan Mahardika bukanlah flu aerosol. "Kalau yang disebut flu aerosol itu menular bersama aliran angin aliran udara, ke mana aliran udara itulah di sana penyakit itu berjangkit," kata Mahardika dalam siaran BNPB, Jumat (10/7/2020).

Baca Juga: Kejutan Buat Jawa Barat, Secapa AD Jadi Kluster Baru, 1.263 Orang Positif Covid-19

Baca Juga: Jelang Tahun Ajaran Baru, Pejabat Kesehatan AS: Menutup Sekolah Berisiko Sebabkan Kesehatan Masyarakat Lebih Besar

Sementara untuk Covid-19, Mahardika menyebut virus ini menular lewat udara dalam keadaan dan setting tertentu.

"Ini biasanya dalam setting ruangan tertutup, ruangan ber-AC, pusat perdagangan, perkantoran, tempat-tempat yang menggunakan ventilasi buatan," lanjutnya.

Di kesempatan yang sama, Tim Pakar Gugasnas lainnya, dr. Budiman Bela, menyebut bahwa bukannya WHO tidak pernah mengatakan potensi penularan Covid-19 melalui aerosol itu ada.

Baca Juga: Papa T Bob Meninggal Akibat Komplikasi, 7 Penyakit Ini Bisa Terjadi Jika Diabetes Tak Ditangani dengan Benar

"Namun dalam kondisi yang lebih banyak di rumah sakit, di mana kita mengerjakan prosedur-prosedur medik, yang kemudian menimbulkan aerosol, atau di laboratorium di mana di dalam tempat itu virusnya banyak sekali dan aerosol bisa terbentuk sehingga konstraksi virus semakin tinggi," kata Budiman.

Untuk itu, Budiman menilai bahwa penerapan protokol kesehatan harus ketat dilakukan saat berada di dalam ruangan tertutup seperti yang disebutkan Prof Mahardika.

Baca Juga: Kerap Jadi Perdebatan, Benarkah Daging Tak Perlu Dicuci Sebelum Diolah?

"Seandainya di tempat tertutup tapi kita menjaga jarak dan memakai masker, maka kemungkinan penularan itu menjadi jauh lebih kecil.

Itu karena pada saat aktivitas mengeluarkam virus, itu akan mengeluarkan cipratan melalui hidung dan mulut, itu akan tertampung oleh masker. Maka saya sarankan tetap gunakan masker," pungkas Budiman.

Sementara itu, dari laman Oxford University Press, ahli aerosol Lidia Morawska asal Queensland University of Technology dan Donald K. Milton University of Maryland School of Public Health beberapa saran agar terhindar dari virus corona yang melayang lewat udara, yaitu:

Baca Juga: Terobos Portal Penjagaan Covid-19 dan Tikam Petugas Hingga Tewas, Pemuda Ini Akhirnya Divonis Mati 

- Berikan ventilasi yang memadai dan efektif (suplai udara luar yang bersih, minimalkansirkulasi udara) khususnya di ruangan, gedung-gedung publik, lingkungan tempat kerja, sekolah,rumah sakit, dan panti jompo.

- Tambahan ventilasi umum dengan kontrol infeksi melalui udara seperti pembuangan lokal,penyaringan udara efisiensi tinggi, dan lampu ultraviolet pencegah kuman.

- Hindari kepadatan yang berlebihan, khususnya di transportasi umum, ruangan dan gedung-gedung publik.

- Hindari percakapan, bersin, tertawa terbahak-bahak, di ruangan tertutup seperti lift dan lain-lain, terlebih bila bersama orang lain. (*)

Baca Juga: Ketidakjujuran Pasien dan Minimnya APD Jadi Penyebab 84 Tenaga Kesehatan di RSUD Jayapura Positif Corona

 #berantasstunting #hadapicorona