Find Us On Social Media :

Masalah Baru Indonesia, Limbah Medis Semakin Memprihatinkan, Stop Masker Sekali Pakai

Ilustrasi - timbunan sampah dan limbah medis.

GridHEALTH.id - Selain virus corona (Covid-19) yang semakin mewabah, timbunan limbah medis pun kini menjadi masalah baru yang harus dihadapi.

Salah satu yang menjadi penyumbang terbanyak limbah medis diketahui adalah masker sekali pakai.

Baca Juga: Kemenkes Kena Imbas Ancaman Jokowi Bubarkan 18 Lembaga, Benarkah Tujuh Pejabat Dicopot dari Jabatannya?

Di Indonesia sendiri, sampah masker bertambah sekiranya 0,1 % dari timbunan sampah selama masa pandemi virus corona.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (Dirjen PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati dalam webinar hari tanpa kantong plastik sedunia, Kamis (16/7/2020).

“Saya imbau disini bahwa kalau kita sehat, pakailah masker yang guna ulang untuk mencegah timbunan sampah baru,” ujar Vivien.

Baca Juga: Setelah Surat Jalan, Publik Kembali Digegerkan Dengan Beredarnya Surat Tes Covid-19 Milik Djoko Tjandra

Baca Juga: Kemenkes Kena Imbas Ancaman Jokowi Bubarkan 18 Lembaga, Benarkah Tujuh Pejabat Dicopot dari Jabatannya?

Vivien menyampaikan pada masa pandemi Covid-19, gaya hidup masyarakat berubah yang didorong kebijakan pemerintah untuk menggunakan masker saat keluar rumah.

Masker sekali pakai yang kemudian dibuang akan menimbulkan sampah yang baru lagi.

Padahal saat ini Indonesia juga sedang menangani sampah rumah tangga.

Baca Juga: Tragis, Bayi Lahir Tanpa Kepala Akibat Ibu Melahirkan Sendirian

Baca Juga: Kemenkes Kena Imbas Ancaman Jokowi Bubarkan 18 Lembaga, Benarkah Tujuh Pejabat Dicopot dari Jabatannya?

Vivien mengungkapkan sejumlah studi mengatakan bahwa Indonesia beberapa saat yang lalu dikatakan memberikan kontribusi nomor 2 terbesar untuk membuat laut menjadi kotor,

“Walaupun studi itu masih diperdebatkan karena metodologinya belum tentu benar untuk menghitung masuknya sampah terutama sampah plastik ke laut,” ujarnya.

Baca Juga: Masih Wajib Tes Covid-19 sebelum Bepergian Walau SIKM Dihapus, Perhimpunan Dokter Patologi: 'PCR dan Rapid Test Tidak Menjadi Syarat Perjalanan'

Baca Juga: Riwayat Penyakit Paru-paru yang Diderita Komedian Omas Hingga Renggut Nyawanya

Dirjen PSLB3 tersebut mengatakan permasalahan sampah plastik di Indonesia yang masuk ke laut ada dua, yaitu yang berasal dari darat dan sampah dari laut itu sendiri.

“Yang pertama adalah sampah yang berasal dari daratan atau kita sebut landbase, itu banyaknya adalah 80%, Dan Sampah yang memang berasal dari laut itu sebesar 20%,” ujarnya.

Baca Juga: Selain Dedaunan, Berikut 3 Alternatif Pengganti Kantong Plastik untuk Menyimpan Daging Kurban

Diketahui penyebaran limbah medis ini memang penting untuk diwaspadai.

Pasalnya menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), limbah medis berupa APD seperti hazmat atau masker sekali pakai dapat mengandung cairan tubuh seperti darah atau kontaminan lainnya.

Baca Juga: Gangguan Lambung Jadi Fokus saat Pandemi Covid-19, 7 Makanan Murah Ini Ampuh Mengusir Sakit Perut

Hal ini tentu sangat berbahaya jika limbah medis tersebut mengontaminasi makanan atau air yang yang akan dikonsumsi masyarakat.

Oleh karena itu, untuk mencegah sampah terutama sampah plastik itu masuk ke laut maka harus melakukan pengendalian pengelola sampah dari hulu, yaitu dari darat.

Baca Juga: 7 Anak Buah Menteri Kesehatan Terawan Undur Jabatan, Ada Apa?

Vivien berpesan, jika masyarakat harus memakai masker sekali pakai agar memperhatikan beberapa hal.

“Ketika membuang sampah masker sekali pakai, ingat sebelum dibuang bisa disemprot hand sanitizer atau dicuci pakai sabun dipotong, kemudian dimasukkan ke dalam kertas atau tisu kemudian baru dibuang ke tempat sampah,” katanya.(*)

Baca Juga: Menkes Terawan Dicecar, DPR Sebut RS Sengaja Ubah Status Pasien jadi Positif Covid-19 Demi Insentif Puluhan Juta Rupiah

 #berantasstunting

#hadapicorona