Find Us On Social Media :

Minuman Cup Kekinian Enak di Mulut, Diabetes Menghampirimu dengan Cepat

Minuman cup kekinian yang keren dan enak di mulut, menyukainya diabetes pun akan mendekapmu selamanya.

GridHEALTH.id - Minuman Cup Kekinian Enak di Mulut, Diabetes Menghampirimu dengan Cepat

Minuman cup seperti ini memang menggiurkan. Apalagi bentuknya keren, juga rasanya yang aduhai dengan aneka toping. Tapi Dabetes menantimu.

Baca Juga: 6 Cara Mudah Membuat Paru-paru Selalu Sehat, Penyintas Penyakit Ini Paling Berisiko Kematian Saat Pandemi Covid-19

Siapa yang tidka kenal minuman cup dengan aneka rasa dan toping ini.

Banyak disebut sebagai jajajan minuman kekinian manusia milenial.

Tapi apa iya yang namanya milenial itu harus seperti itu?

 

Ingat, karena mengandung gula yang sangat tinggi, karenanya minuman cup tersebut berisiko kesehatan bagi peminumnya.

Baca Juga: The Real Hero, Lindungi Adiknya Dari Gigitan Anjing, Bocah Cilik Ini Malah Dapat 90 Jahitan di Wajahnya

Mereka yang menyukai minuman seperti itu harus pikir dua kali untuk mengonsumsinya.

Sebab jika sering mengonsumsinya, penyakit diabetes akan berlari menghampiri dengan cepat. Mau?

Tahu dong, penyakit diabetes tidak bisa disembuhkan. Dan dia adalah "induk" dari segala penyakit degeneratif seperti stroke, hipertensi, jantung koroner, hingga disfungsi ereksi.

Baca Juga: Diberikan Donasi Rp 100 Miliar bagi yang Gugur Akibat Covid-19, Tingkat Kematian Tenaga Medis Indonesia Tertinggi di Dunia

Baca Juga: Anak 9 Tahun Terinfeksi Covid-19 dan Penyakit Kawasaki Bersamaan

Tapi diabetes bisa dicegah melalui berbagai cara, seperti mengatur pola makan dan olahraga.

"Dulu kita melihat diabetes sebagai faktor turunan. Ternyata tidak. Diabetes juga dipengaruhi lingkungan, bagaimana pola makan, termasuk apakah makanan kita tinggi karbohidrat atau tidak."

Hal itu diungkapkan oleh Dokter spesialis gizi klinik di RSCM, Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MS, MSc, SpGK (K) dalam diskusi bertajuk "Gerakan Lawan Diabetes Bersama Dia" di Lotte Shopping Avenue, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2019).

Baca Juga: Penambahan Kasus Covid-19 dari Tempat Kerja, Achmad Yurianto: 'Teman Kerja Sudah Akrab, Masker Dianggap Tidak Perlu'

 

Baca Juga: Akhirnya PSBB DKI Jakarta Diperpanjang hingga 30 Juli, Penyebabnya; Kesadaran dan Kedisiplinan Masyarakat Ibu Kota Masih Rendah

Sayangnya, tambah Fiastuti, saat ini banyak jajanan yang justru minim zat gizi dan tinggi kalori.

Beberapa jajanan menurutnya hanya berisi tepung, gula, dan lemak.

Contohnya, minuman kekinian seperti bubble drink atau minuman kemasan.

Baca Juga: Usai Diperiksa Propam, Pembuat Surat Jalan Djoko Tjandra, Brigjen Prasetijo, Langsung Sakit Darah Tinggi

"Sekarang susah mencari minuman tidak manis. Harus minta less sugar atau no sugar. Apalagi minuman sachet, termasuk kopi sachet, soft drink, teh yang di kotak dan botol. Isinya gula, rasa hanya flavor," ucapnya.

Saat ini, banyak pula minuman kekinian yang mengganti gula putih menjadi jenis gula lainnya, misalnya gula aren, karena diklaim lebih sehat.

Padahal, menurut Fiastuti, semua gula sebetulnya sama-sama menyebabkan lonjakan kadar gula darah.

Baca Juga: Riwayat Penyakit Paru-paru yang Diderita Komedian Omas Hingga Renggut Nyawanya

Baca Juga: Pilih-pilih Air Minum Kemasan Galon, Antara Pandemi, Kesehatan, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup

"Mau gula putih, gula aren, gula tebu, gula merah, bahkan madu pun sebetulnya gulanya sama, hanya saja madu mengandung mineral," kata dia.

Namun, bukan berarti kita sama sekali tak diperbolehkan mengonsumsi gula.

Kementerian Kesehatan mengeluarkan rekomendasi konsumsi gula, garam, dan lemak.

Baca Juga: Kemenkes Kena Imbas Ancaman Jokowi Bubarkan 18 Lembaga, Benarkah Tujuh Pejabat Dicopot dari Jabatannya?

Untuk konsumsi gula dibatasi 50 gram (empat sendok makan) per hari, garam lima gram (satu sendok teh) per hari, dan lemak 67 gram (lima sendok makan) per hari.

"Sedangkan sekaleng soft drink 375 cc itupun gulanya sudah lebih dari batas," kata Fiastuti.

Untuk itu, penting untuk memerhatikan asupan makan dan minum, memilih makanan bergizi dengan porsi yang tepat serta menyeimbangkan aktivitas fisik.

"Kalau lifestyle tidak bagus, kita makan sesuka hati, tidak melakukan aktivitas fisik, gemuk, lemak kita banyak, itu adalah faktor risiko timbulnya diabetes," ujarnya.(*)

Baca Juga: Setelah Surat Jalan, Publik Kembali Digegerkan Dengan Beredarnya Surat Tes Covid-19 Milik Djoko Tjandra

#BerantasStunting

#HadapiCorona 

Artikel ini telah tayang di artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada Bahaya Diabetes di Balik Jajanan Kekinian"