Find Us On Social Media :

3 Kali Kepergok Anak Keduanya Berhubungan Intim dengan Kakaknya, Ibu Asal Bitung Sulut Ini Baru Menyesal Di Kantor Polisi

Ilustrasi inses

Baca Juga: Jalani 6 Kali Kemoterapi, Feby Febiola Ceritakan Penyebab Rambutnya Nyaris Botak: 'Di Saat Semua Pake Face App, Aku Pake Baju Rumah Sakit'

Sementara itu, anak laki-lakinya juga menyesali perbuatannya dan meminta maaf kepada sang ibu dan keluarganya.

"Saya sadar perbuatan yang dilakukan tidak benar," kata TP, dikutip dari TribunManado.co.id.

Penyebab dan Masalah yang Ditimbulkan dari Inses

Hubungan sedarah atau dalam istilah psikologi disebut daya tarik seksual genetis ini sebagian besar terjadi ketika anggota keluarga bertemu pertama kalinya sebagai orang dewasa dan tertarik satu sama lain.

Seseorang biasanya jatuh cinta pada orang lain yang dinggap paling mirip dengan dirinya, baik dalam penampilan fisik maupun mental.

Perlu diketahui, inses dipandang sebagai masalah kemanusiaan karena praktik ini membuka kesempatan yang lebih besar bagi keturunannya untuk menerima alel resesif merusak yang dinyatakan secara fenotip.

Baca Juga: Waspada TBC di Masa Pandemi Covid-19, Jokowi Ingatkan Bahayanya; Indonesia Peringkat 3 Tertinggi di Dunia

Fenotip adalah deskripsi karakteristik fisik yang sebenarnya, termasuk karakteristik yang tampak sepele.

Misalnya tinggi badan dan warna mata, juga kesehatan tubuh secara keseluruhan, riwayat penyakit, perilaku, serta watak, dan sifat umum manusia.

Intinya, seorang keturunan dari hasil inses akan memiliki keragaman genetik yang sangat minim dalam DNA-nya, karena DNA turunan dari ayah dan ibunya mirip.

Nah, kurangnya variasi dalam DNA dapat berdampak buruk bagi kesehatan, termasuk peluang mendapatkan penyakit genetik langka albinisme, fibrosis sistik, hemofilia, dan sebagainya.

Baca Juga: Makan Daging yang Dibakar Dapat Memicu Kanker, Mitos atau Fakta?

Efek lain dari isnses, peningkatan infertilitas pada orangtua dan keturunannya, yakni cacat lahir seperti asimetri wajah, bibir sumbing, atau kekerdilan tubuh saat dewasa.

Juga ada risiko gangguan jantung, beberapa tipe kanker, berat badan lahir rendah, tingkat pertumbuhan lambat, dan kematian neonatal.

Satu studi menemukan, 40 % anak hasil hubungan sedarah antara dua individu tingkat pertama (keluarga inti) lahir dengan kelainan autosomal resesif, malformasi fisik bawaan, atau defisit intelektual yang parah.(*)

Baca Juga: Gugus Tugas Covid-19 Dibubarkan, Warga Pertanyakan Bantuan Dana Triliunan Rupiah: ' Pertanggung Jawabannya Gimana?'

#Berantasstunting

#HadapiCorona

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ibu dan Anak Kandung di Bitung Berhubungan Badan, Polisi: Anak Perempuannya Sudah 3 Kali Menyaksikan Mereka"